Ya, dunia memang tidak sedang baik-baik saja tapi percayalah cuma dari satu sisi mata uang pernyataan ini keluar. Anda masih ingat 9/11? Ya kejadian itu setidaknya melumpuhkan pasar retail di Amerika. Tapi tahukah anda bahwa sisi mata uang lain tumbuh. Anda tau apa? AMAZON, ya Amazon miliknya orang terkaya di planet ini tumbuh pada saat krisis di Amerika akibat tragedi 9/11. Sebelum saya menambah contoh lain ada baiknya saya terangkan terlebih dahulu apa itu Zero Sum Game.
Ini adalah sebuah teori yang di populerkan oleh ahli matematika Jon von Neumann dan Oscar Morgenstern. Dimana teori ini mengatakan bahwa keuntungan seseorang setara kerugian orang lain.
Masih bingung? Contoh sederhananya adalah permainan judi. Seseorang yang menang 1 juta dollar didapat dari orang lain yang rugi 1 juta dollar. Nah itulah zero sum game dan itu pula yang terjadi  pada pada pasar retail di Amerika. Dimana secara jumlah uang perputaranya tetap hanya berpindah dari pasar retail (mall, supermarket, FO, minimarket dan lain sebagainya) ke Amazon.
Jadi sebenarnya setiap krisis itu menghasilkan orang miskin baru dan orang kaya baru, benar bukan? Zero sum game sama halnya dengan hukum kekekalan energi. Dimana kurang lebih isinya mengatahan bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan dia hanya berpindah saja. Sama seperti perputaran uang, jumlahnya tetap saja sama cuma transaksinya yang berbeda.
Logikanya begini jika sebuah keluarga mempunyai gaji 5 juta dan setiap bulannya dia gunakan 50% gajinya untuk kebutuhan sekunder maupun tersier. Maka hari ini (ketika krisis atau pandemi) keluarga tersebut tetap membelanjakan uangnya cuma pengalokasiannya yang berbeda.
Jadi apa inti tulisan ini? Saya sebenarnya ingin menulis lebih panjang lagi tapi tulisan ini mengharuskan anda berimajinasi dan silakan tafsirkan dan imajinasikan tulisan saya. Bank Mandiri berdiri ditengah krisis yang menimpa Indonesia, Elon Musk, Dahlan Iskan, Sandi Uno dan masih banyak lagi adalah contoh kepekaan terhadap keadaan dan jadi sisi mata uang yang berbeda.
Terima kasih sudah membaca.
Salam
Ade Rahmat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H