Silaturahmi yang dilakukan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kepada Ketua DPR Puan Maharani Kamis (6/8) menuai sorotan banyak pihak. Bahkan, kabarnya ada beberapa elit politik kebakaran jenggot. Tentu ini sangat tidak elok diperlihatkan kepada masyarakat bawah yang tengah mengalami krisis kesehatan dan krisis ekonomi.
Pada kondisi seperti sekarang ini semua elemen harus bersatu. Disertai jalin kerjasama dengan siapapun untuk bisa menghadapi krisis tersebut. Salah satunya dengan silaturahmi. Hal ini menandakan adanya rasa saling sayang menyayangi. Bukan sebaliknya yang saling sindir menyindiri,sakit hati dan baperan atas silaturahmi tersebut.
Padahal, pertemuan yang dikira yang tidak mungkin terjadi ini bisa merubah hal yang dinilai negative menjadi positif. Apalagi ingin membangun iklim politik yang kondusif pada saat ini. Lalu kenapa ada pihak yang mesti mencibir dengan serangan-serangan yang kontra produktif oleh beberapa kader yang berseberangan dengan AHY dan Partai Demokrat?
Sudah jadi rahasia umum bila elit yang dimaksud berasal dari partai Puan sendiri PDIP. Hubungan yang dianggap tidak harmonis sejak era SBY terbantahkan dengan adanya pertemuan antara AHY dan Puan Maharani itu. Terus kenapa digadang-gadangkan jadi masalah serius?
Terlebih para elit Partai Golkar ikut merasa 'panas' di saat AHY mengunjungi Puan.
Salahnya di mana? Toh, AHY dan Partai Demokrat ingin membangun sinergisitas dengan partai politik mana pun. Â Boleh dong bila nawaitu atau niat jalin kerjasama demi kemaslahatan orang banyak!
Saya melihatnya begitu. Aneh saja rasanya di saat ada orang yang mau berbuat kebaikan untuk banyak orang malah dinyinyirkan. Seharusnya didukung. Bila perlu dicontoh, karena pada hakikatnya manusia merupakan mahkluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.
Cobalah dengan bijak menanggapi politik. Di saat bermusuhan setelah itu jadi teman. Ibaratnya seperti berantem anak-anak. Pagi berantem, siangnya udah ketawa bareng kembali. Itulah indahnya politik kawan!
Jadi jangan dianggap serius bila ada debat, saling adu argument para elit di depan kamera jelang pemilu. Belajar dari Ketua Umum Prabowo Subianto. Di saat dirinya jadi calon Presiden, seolah-olah para kandidat saling bermusuhan. Â Tapi kenyataan Prabowo jadi lebih erat secara emosional bersama rivalitasnya saat ini. Â Bahkan, Ketua Umum Partai Gerindra yang kembali terpilih secara aklamasi ini sangat mendukung tiap kebijakan yang dibuat oleh Joko Widodo..,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H