Mohon tunggu...
Adenita Yusminovita
Adenita Yusminovita Mohon Tunggu... profesional -

Owner of www.studiokatakreatif.com \r\nCreative Writing Course\r\n\r\nadenita@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Matahari, Si Pelukis Alami

12 Oktober 2010   06:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:30 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini panasnya Matahari memang ruarr biasa. Status FB dihiasi oleh keluhan kepanasan. Tidak heran jika beberapa teman bahkan berusaha mengabadikan Matahari dengan kamera masing-masing. Hasil jepretan terlihat matahari dikelilingi oleh sebuah lingkaran. Memang jadi kelihatan janggal karena jarang terjadi seperti ini. Jadi ingat, saya pernah menulis tentang ini di sebuah majalah sains remaja (kini sudah tutup). Lingkaran pada Matahari itu disebut Halo. Tapi masih ada lagi fenomena Matahari yang terjadi, seperti pelangi, parhelion (sundog) dan Aurora. Matahari memang dikenal sebagai Si Pelukis Alami. Halo merupakan fenomena optik yang tampak di dekat atau di sekeliling Matahari atau Bulan, dan kadang di dekat sumber cahaya terang lain seperti lampu jalan. Banyak sekali jenis halo optik, tapi penyebab halo yang paling umum adalah kristal es di dalam awan cirrus dingin yang terletak di troposfer bagian atas (sekitar 5-10 km di atas tanah). Kristal es membiaskan dan memantulkan sinar yang kemudian terbelah menjadi berbagai warna akibat disperse, mirip seperti pelangi. Halo selalu memiliki diameter sama dengan posisinya di langit. Kadang-kadang hanya bagian dari lingkaran saja yang terlihat. Zaman dahulu sebelum adanya ilmu meteorologi, keberadaan halo dijadikan alat untuk meramal cuaca. Apakah halo juga muncul di malam hari yang berkabut dan tidak ada bintang? Tentu saja, sebab kristal es dalam awan ciirrus-lah yang menyebabkan halo. Jadi, ada dua ‘bahan baku’ agar halo dapat muncul saat malam hari, yaitu sinar Bulan dan kristal-kristal es. Kadang, di cuaca dingin halo terbentuk oleh kristal-kristal es yang dekat dengan tanah. Kristal-kristal yang disebut debu berlian ini seperti permata, membiaskan dan memantulkan sinar Matahari di permukaannya, serta memancarkan berkas cahaya ke arah tertentu. Lingkaran Halo mudah ditemukan di langit. Renggangkan jari-jari telapak tangan dan angkat ke udara. Jarak antara jempol dengan ujung kelingking kira-kira 20 derajat. Tutup Matahari dengan jempol kamu dan 20 derajat halo akan berada dekat dengan ujung kelingking. Semoga bermanfaat. Foto : Diambil dari FB Lenny Suryani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun