Sebagai langkah awal untuk penerapan budaya positif, bisa dimulai dengan membuat kesepakatan kelas. Dalam pelaksanaannya, kesepakatan kelas ini harus melibatkan peserta didik. Budaya positif yang tumbuh di kelas ini, hendaknya ditularkan kepada semua warga sekolah. Karenanya, seorang guru penggerak bisa berbagi praktik baik yang telah diterapkannya ini dengan rekan sejawat dalam pertemuan di sekolah, tentunya setelah terlebih dulu melakukan konsultasi dan koordinasi dengan kepala dan wakil kepala sekolah. Dengan adanya berbagi praktik baik untuk penerapan budaya positif ini, akan menciptakan sekolah yang teratur, nyaman, aman, serta terjadinya pembelajaran menyenangkan yang menekankan untuk mengeksplorasi hal-hal positif yang ada dalam diri peserta didik. Dengan demikian, visi sekolah pun akan lebih mudah untuk diwujudkan.
Tujuan
Dengan adanya aksi nyata ini diharapkan dapat menciptakan karakter disiplin positif pada siswa yang nantinya akan mempengaruhi kepribadianya tidak hanya di sekolah namun juga akan dibawa ke rumah dan ke lingkungan masyarakat. Diharapkan karakter positif yang dimiliki siswa terwujud berdasarkan dorongan instrinsik dari siswa itu sendiri bukan karena hukuman, Â konsekuensi ataupun hadiah. Selain itu dari kegiatan ini diharapkan mampu menciptakan kondisi kelas yang aman dan nyaman bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.Â
Tolok Ukur
Untuk melihat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan ini, maka hal yang akan menjadi tolak ukur keberhasilannya adalah sperti berikut ini " Peserta didik mampu membuat kesepakatan kelas sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Peserta mampu  menjalankan kesepakatan yang dibuat. meminta testimony perubahan sikap disiplin positif siswa kepada kepala sekolah/rekan majelis guru, atau orang tua siswa.
Linimasa Tindakan yang Akan dilakukan
Untuk mengukur keterlaksanaan rencana tindakan tersebut di atas diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan proses kesepakatan kelas.
1. Persiapan (minggu ketiga Agustus 2022).