AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF
Judul Modul: Budaya Positif
Nama Kegiatan: Membentuk Kesepakatan Kelas
Nama Peserta: ADE NIRYAN, S.Pd- CGP A5-SD N 016 TANDUN-ROKAN HULU-RIAU
Tujuan kegiatan adalah menanamkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila pada diri siswa. Nilai-nilai tersebut adalah Beriman bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak Mulia, Mandiri, kreatif,Berbhinneka gelobal, Gotong royong. kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan profil pancasila diatas adalah dengan membuat kesepakatan kelas. Dalam mematuhi kesepakatan kelas siswa diharapkan memiliki dorongan instrinsik untuk menjalankannya.
Latar Belakang
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 3.Pembentukan watak dan peradaban yang diinginkan tentunya membutuhkan proses pembinaan dan pembiasaan, sehingga bisa menjadi sebuah kebudayaan, sesuai pasal 4, ayat 3 UU Sisdiknas.Â
Proses belajar bukan hanya sekedar mengembangkan kemampuan kognitif dan keterampilan saja, tetapi belajar sesungguhnya memerlukan motivasi yang tinggi dan suasana yang mendukung proses belajar. Kondisi suasan belajar yang mendukung Proses belajar tersebut  adalah proses dimana peserta didik terlibat langsung dalam melakukan aktivitas, kreativitas, dan inovasi dalam pembelajaran. Selain itu proses belajar dapat memberikan kenyamanan dan kemerdekaan bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan mengenali diri dan kebutuhannya dalam belajar. Untuk mendukung proses belajar yang aman, dan nyaman perlu suasana kelas yang kondusif. Suasana kelas yang kondusif adalah suasana kelas yang dapat memberikan rasa aman, tenang, nyaman, senang dan tentram, baik bagi guru maupun bagi murid.Â
Untuk menemukan kelas yang aman, tenang, nyaman, senang, dan tentram kesepakatan kelas merupakan salah satu alternatif yang perlu dikembangkan di dalam kelas, karena kesepakatan kelas merupakan komunikasi langsung antara guru dan murid untuk membuat sebuah kesepakatan yang berupa peraturan dan tata tertib dikelas. Dengan kesepakatan itu masing-masing punya tanggungjawab sendiri untuk melaksanakannya dan mematuhinya. Untuk pembentukan watak dan peradaban ini, bisa dilakukan dengan cara menerapkan budaya positif di sekolah.Â
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia budaya adalah pikiran; akal budi atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Sedangkan menurut Koentjoroningrat dalam Syamaun, kebudayaan adalah lingkungan yang dihasilkan dari norma-norman dan nilai-nilai yang dipelihara oleh masyarakat selanjutnya dijadikan pedoman dan berkembang dalam kehidupan masyarakat, sehingga terbentuk menjadi satu sistem sosial. Dalam penerapan budaya positif ini guru harus mampu menjadi role model dan posisi kontrolnya adalah sebagai manager yang lebih menekankan pada tumbuhnya kesadaran dari dalam diri siswa, bukan lantaran berlakunya hukuman. Disamping itu, untuk menerapkan budaya positif ini, guru tetap memperhatikan filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara, terutama menerapkan among dan pamong, yaitu mengayomi, memfasilitasi, memotivasi dan berpihak pada anak. Selain itu, tetap memperhatikan kodrat anak dan kodrat alam.Â
Kelas 5 SD N 016 Tandun termasuk jenis kelas yang over kapasitas dengan jumlah siswa 39 siswa terdiri dari 9 Perempuan dan 30 Laki-laki. Dengan kondisi jumlah siswa berlebih ini semakin sulit untuk mengarahkan siswa mengikuti peraturan kelas yang belum pernah dibuat secara tertulis. Latar belakang instrinsik lainnya adalah rendahnya kesadaran siswa akan aturan yang ada karena siswa telah lama mengadakan pembelajaran secara Daring selama 2 tahun lebih. Karakter siswa juga mulai memudar dan menipisnya nilai tanggung jawab dan kesadaran dirinya dalam mematuhi peraturan sekolah. untuk itu diperlukan pembentukan budaya-budaya positif untuk memperbaiki kembali karakter dan nilai-nilai luhur yang ada dalam diri siswa salah satunya dengan membuat kesepakatan kelas.Â