Mataram NTB --- Flu burung dengan patogen tinggi ditemukan di sebuah peternakan bebek dekat Melbourne, Australia. Departemen Pertanian Victoria, Australia, telah melakukan tes dan mengonfirmasi bahwa terdapat patogenisitas strain H7N3 yang tinggi di peternakan bebek komersial.
sekitar 1 juta dari 21 juta---22 juta ayam petelur di Australia telah atau akan dibunuh di peternakan yang terkena dampak flu burung untuk mencegah penularan virus lebih lanjut (1 /7/2024).
"Ketua BEM Peternakan Unram Aden Dilaga mengatakan bahwa ini harus di atensi serius oleh pemerintah Indonesia supaya penyebaran flu tidak merembet jauh ke wilayah atau daerah di negara kita," Ujarnya.
"Peternakan bebek tersebut berada dalam zona karantina yang didirikan di sekitar peternakan lain yang terkena dampak flu burung. Jadi tidak menutup kemungkinan bahwa flu ini juga akan merembet ke negara tetangganya terutama Indonesia," Sambung Ketua BEM Peternakan Unram
Ia menuturkan, harus adanya program pemberdayaan kepada masyarakat apabila Indonesia nantinya akan terdampak flu tersebut.
"Jadi pembangunan Peternakan terkhusus sektor perunggasan akan lebih stabil di Indonesia, lebih cepat mengatasi dan pemberian informasi kepada masyarakat lebih awal maka lebih baik pula, "katanya.
Menurutnya, pelaksanaan program-program yang bisa di terapkan guna menghindari flu tersebut bisa diterapkan mulai dari sekarang baik itu perawatan kandang bahkan pengolahan unggas yang rutin guna mencegah terinfeksi nya flu tersebut.
Oleh sebab itu, menurutnya meningkatkan kualitas peternak juga perlu dilakukan agar tidak sembarang dalam mengolah ternak apalagi disektor perunggasan itu sendiri. Dengan meningkatkan kualitas peternak, baik melalui pendidikan peternakan dan sebagainya maka akan berdampak bagi berlangsungnya peternakan di Indonesia.
"Maka kebijakan dari pemerintah kedepan adalah memperketat keamanan terkhusus ternak yang akan datang ke Indonesia dan selalu memberikan informasi secara solutif kepada peternak yang ada di Indonesia baik melalui sosialisasi maupun pelatihan guna adanya kesejahteraan sektor perunggasan nasional," tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H