Mohon tunggu...
Adena RafaSalsabila
Adena RafaSalsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Adena Rafa Salsabila

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Maraknya GERD pada Mahasiswa

20 Januari 2024   15:42 Diperbarui: 20 Januari 2024   15:42 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Gastroesophageal reflux disease atau GERD adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu simtom atau perubahan mukosa yang diakibatkan oleh gangguan sistem saluran pencernaan, di mana asam lambung naik ke kerongkongan (esofagus). Aliran balik atau refluks ini dapat menyebabkan Anda merasakan sensasi perih dan panas seperti terbakar di bawah tulang dada atau dikenal dengan istilah heartburn. Penyakit asam lambung sebenarnya umum terjadi pada pencernaan manusia, namun jika dibiarkan maka dapat memperburuk kesehatan saluran cerna hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. GERD dapat berlangsung secara kronis, menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien yang cukup parah, dan dikaitkan dengan beban ekonomi. GERD dapat juga berkembang dan menyebabkan komplikasi seperti striktur, barrett esofagus, dan adenokarsinoma esofagus. GERD sebagai masalah kesehatan utama di sebagian besar negara. Umumnya, GERD ditandai dengan nyeri ulu hati yang disertai sensasi hangat di bagian bawahnya atau rasa terbakar yang naik dari perut dan dapat menjalar ke leher. Kondisi ini diperburuk oleh aktivitas yang menyebabkan refluks, seperti posisi berbaring, membungkuk, makan makanan berlemak tinggi. Gejala lainnya adalah hipersalivasi dan sendawa. Gejala alarm yang mungkin mengindikasikan komplikasi antara lain nyeri dan kesulitan menelan, perdarahan, dan penurunan berat badan.

Penyebab GERD adalah akibat melemahnya sfingter esofagus atau otot-otot pembatas antara kerongkongan dan lambung sehingga menyebabkan refluks (aliran balik) atau naiknya asam lambung ke saluran esofagus (kerongkongan). Paparan asam lambung yang berulang-ulang naik ke esofagus akan mengakibatkan iritasi pada lapisan esofagus atau kerongkongan. Sfingter esofagus merupakan semacam otot yang berfungsi untuk mencegah isi lambung mengalir ke esofagus. Dalam keadaan normal, otot tersebut berkontraksi sehingga makanan dan isi lambung tidak mengalir ke esofagus. Sebaliknya, otot tersebut akan berelaksasi saat makanan akan masuk ke dalam lambung. Refluks asam dapat terjadi ketika sfingter melemah sehingga tidak dapat menutup dengan benar. Inilah yang menyebabkan cairan dan isi lambung Anda bisa naik kembali ke kerongkongan. Selain itu, ada beberapa makanan dan minuman pemicu asam lambung, seperti (1). Makanan dan minuman dengan rasa yang kuat

 Salah satu pemicu GERD adalah berkaitan dengan jenis makanan yang asam, pedas, dan berminyak.  Terlalu sering mengonsumsi makanan ini akan meningkatkan produksi asam lambung dan melemahkan otot sfingter esofagus bawah serta melambatkan pengosongan lambung. Tidak hanya itu, Anda juga sebaiknya menghindari alkohol dan minuman yang mengandung kafein yang dapat memicu terjadinya asam lambung. (2) . Kebiasaan makan yang kurang baik

Beberapa kebiasaan makan yang kurang baik yang memperberat gejala ini antara lain makan terburu-buru, sering makan dalam porsi banyak sekaligus, dan langsung tidur setelah makan. Kondisi tersebut akan meningkatkan tekanan dalam rongga perut.(3). Kondisi Kesehatan Seseorang. Seseorang yang mengalami kondisi obesitas, hernia hiatal, kehamilan, dan mengalami scleroderma menjadi beberapa pemicu seseorang mengalami GERD. (4) Gaya Hidup atau Kebiasaan yang Buruk. Selain kondisi kesehatan, gaya hidup atau kebiasaan buruk yang dijalani dalam jangka waktu yang cukup panjang juga bisa menjadi penyebab GERD. Mulai dari merokok, makan terlalu banyak saat malam hari, mengonsumsi makanan berlemak, pedas, dan asam, mengonsumsi minuman yang bersoda, mengandung alkohol, atau kafein, hingga mengonsumsi beberapa jenis obat-obatan tertentu.

Pada kehidupan mahasiswa GERD sangat kerap terjadi. Hal ini biasanya dikarenakan rusaknya pola makan seseorang karena banyaknya tugas yang dimiliki oleh seorang mahasiswa. Pastinya sebagai mahasiswa, lebih memilih untuk menyelesaikan tugasnya disbanding menggunakan waktunya untuk makan. Karena anggapan mahasiswa tersebut pasti makan akan menyita banyak waktu yang bisa digunakan untuk mengerjakan tugas ataupun untuk belajar, sehingga banyak mahasiswa menyepelekan pola makan mereka.

Agar penyakit GERD atau asam lambung bisa ditangani sesegera mungkin, kamu perlu mengenali gejalanya. Berikut ini gejala GERD yang perlu diketahui: Rasa terbakar di dada yang biasanya terjadi setelah makan dan bisa memburuk di malam hari, Nyeri dada, Kesulitan menelan, Regurgitasi makanan atau cairan asam, Terasa seperti ada benjolan di tenggorokan, Batuk kronis, Radang tenggorokan, Asma baru atau memburuk, Gangguan tidur.

Guna mengatasi gejala GERD, biasanya bisa mengonsumsi obat-obatan golongan berikut ini, yaitu antasida, h-2 receptor blockers, seperti cimetidine, famotidine, dan ranitidine, serta proton pump inhibitors (PPIs), seperti lansoprazole dan omeprazole. Untuk menentukan jenis obat mana yang cocok dan tepat digunakan untuk mengobati penyakit GERD, perlu dilakukan konsultasi ke dokter terlebih dahulu. Di samping mengonsumsi beberapa obat di atas, melakukan perubahan gaya hidup juga penting dilakukan supaya gejala GERD tidak kambuh kembali. Perubahan yang dimaksud adalah Menurunkan berat badan, jika memiliki berat badan yang berlebih; Tidak merokok; Meninggikan kepala saat tidur; Tidak berbaring atau tidur setidaknya dalam waktu 2 hingga 3 jam setelah makan; Menghindari makanan atau minuman yang memicu asam lambung naik, seperti alkohol, susu, makanan yang pedas dan berlemak, cokelat, mint, dan kopi; Tidak mengenakan pakaian yang terlalu ketat.

Sebenarnya, setiap orang bisa mengalami gejala asam lambung naik, terutama setelah makan dalam jumlah yang banyak, makan pada larut malam, atau mengonsumsi makanan yang memicu produksi asam lambung. Asam lambung naik baru dikatakan sebagai penyakit jika gejala tersebut muncul paling tidak 2 kali dalam seminggu.

Agar tidak menimbulkan komplikasi yang lebih parah, penting untuk mengenali gejala GERD dan lakukan langkah penanganan sejak dini untuk mengatasinya. Namun perlu segera berkonsultasi ke dokter jika gejala GERD terjadi secara terus menerus dan tidak kunjung membaik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun