4. Risiko Operasional (Operational Risk): Kesalahan dalam pelaksanaan atau pengelolaan kontrak dapat menyebabkan kerugian. Contohnya termasuk kesalahan dalam perhitungan atau pelaksanaan kontrak.
5. Risiko Hukum (Legal Risk): Kontrak derivatif bisa terpengaruh oleh perubahan regulasi atau ketentuan hukum yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kontrak.
6. Risiko Model (Model Risk): Penggunaan model matematika dalam menilai kontrak derivatif bisa menghasilkan estimasi yang tidak akurat. Kesalahan dalam model atau asumsi yang salah dapat mengakibatkan kerugian.
7. Manipulasi Pasar (Market Manipulation): Ada kemungkinan beberapa pihak berusaha memanipulasi harga aset mendasar untuk mempengaruhi nilai kontrak derivatif.
8. Risiko Sistemik (Systemic Risk): Risiko bahwa kegagalan pada satu atau beberapa kontrak derivatif dapat menyebar ke pasar keuangan secara keseluruhan, memicu krisis sistemik.
Oleh karena itu, manajemen risiko menjadi sangat penting dalam penggunaan kontrak derivatif. Pihak-pihak yang terlibat harus memahami risiko-risiko tersebut dan menggunakan strategi untuk mengelolanya dengan baik. Hal ini mencakup pemantauan pasar secara aktif, diversifikasi portofolio, dan penyesuaian perjanjian kontrak jika diperlukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H