Mahasiswa Universitas Airlangga melalui kegiatan Belajar Bersama Komunitas (BBK) Tematik Kampung Emas 2.0 baru-baru ini melakukan pendampingan terhadap ibu hamil dan calon pengantin wanita di Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya. Program Kampung Emas merupakan bagian dari kegiatan Belajar Bersama Komunitas (BBK) Tematik perguruan tinggi yang bertujuan untuk turut berperan aktif dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia. Kegiatan ini merupakan upaya intervensi hulu dalam percepatan penurunan stunting di 144 kelurahan di Kota Surabaya dengan melibatkan sekitar 432 mahasiswa dari berbagai fakultas di Universitas Airlangga. BBK Tematik Kampung Emas 2.0 dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Airlangga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Kegiatan ini merupakan bentuk intervensi gizi pada kelompok ibu hamil dan calon pengantin wanita sebagai upaya pencegahan stunting secara dini.
Stunting masih menjadi masalah gizi utama di Indonesia. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi stunting pada balita mencapai 30,8%. Angka ini melebihi ambang batas yang ditetapkan WHO sebesar 20%. Oleh karena itu, berbagai upaya pencegahan sejak dini perlu dilakukan, salah satunya intervensi pada calon pengantin dan ibu hamil.
Kegiatan diawali dengan analisis situasi untuk mengidentifikasi permasalahan gizi yang ada. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan beberapa masalah gizi pada ibu hamil dan calon pengantin di Kelurahan Sidodadi, antara lain: obesitas, kurang energi kronis (KEK), dan anemia gizi besi. Selain itu, beberapa faktor risiko kehamilan juga ditemukan seperti usia ibu hamil di atas 35 tahun dan memiliki anak dengan jarak kelahiran kurang dari 2 tahun.
Guna mengatasi permasalahan tersebut, mahasiswa melakukan pendampingan melalui tiga program utama, yaitu LADUNI (Layanan Terpadu Pranikah), SBCC-Bestiez (Social Behavior Change Communication), dan Formula Pangan Beriman. Program LADUNI bertujuan untuk meningkatkan konsumsi tablet tambah darah bagi ibu hamil dan calon pengantin wanita. Program SBCC-Bestiez memberikan edukasi gizi dan konseling bagi ibu hamil dan calon pengantin wanita tentang pola makan sehat dan manajemen stres. Sementara program Formula Pangan Beriman melakukan sosialisasi pangan lokal yang bergizi seimbang.
Berdasarkan hasil kegiatan, terjadi peningkatan pengetahuan ibu hamil, calon pengantin, dan kader kesehatan mengenai gizi seimbang, status gizi, dan pola makan yang tepat. Selain itu, antusiasme peserta cukup tinggi dilihat dari aktifnya mereka dalam mengikuti kegiatan. Hasil kegiatan juga menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta terkait gizi dan kesehatan ibu hamil serta calon pengantin wanita. Hal ini terlihat dari hasil pre-test dan post-test pengetahuan yang meningkat. Peningkatan pengetahuan dan antusiasme peserta ini diharapkan dapat membentuk sikap dan perilaku ibu hamil serta calon pengantin wanita untuk menerapkan pola makan bergizi demi mencegah stunting di Kelurahan Sidodadi.
Kegiatan serupa perlu terus ditingkatkan dan berkelanjutan agar upaya percepatan penurunan stunting dapat terwujud. Kerja sama lintas sektoral antara perguruan tinggi, pemerintah dan masyarakat sangat penting guna menyukseskan program prioritas nasional dalam menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H