'Mr. X tidak berkompeten, serahkan pada ahlinya saja!', dan banyak lagi kalimat-kalimat sejenis terucap di keseharian lingkungan kita, baik di kantor di tetangga maupun di komunitas. Apa sebenarnya yang dimaksud kompeten atau kompetensi itu?
Bila disimak dari harfiah kalimat per-kalimat, kompeten dapat didefinisikan sebagai cakap/ mampu dan kompetensi kecakapan/kemampuan. Hingga muncul padanan kalimat ' the right man on the right job'. Terdapat tiga unsur pembentuk kompetensi yakni skill ( keahlian ), knowledge ( pengetahuan & wawasan ), attitude ( perilaku ). Urutan pembentuk kompetensi saat ini cenderung attitude sebagai penentu utama.
Kompetensi bisa muncul karena dilatih, bukan karena bakat. Makin banyak tantangan yang diselesaikan, maka akan makin terasah kompetensi kita. nah, pada saat persaingan di dunia kerja saat ini sangat tinggi, saatnya kita mulai mengevaluasi dan mengukur kompetensi diri sendiri.Â
Diawali dengan mempertimbangkan beberapa faktor pembanding yakni kompetensi yang dibutuhkan perusahaan sebenarnya seperti apa, lalu kompetensi diri kita ada kecocokan dengan kebutuhan tersebut atau tidak. Â Setelah itu masuklah kita pada upaya untuk meningkatkan level kompetensi diri kita dengan beberapa cara berikut ini :
- Fokus ; tentukan satu fokus yang benar-benar akan kita tekuni. Hal ini sebagai awal pembentuk pola ( pattern) kita untuk bergerak maju. Tidak disarankan untuk terlalu banyak yang dikerjakan tetapi tidak tuntas bahkan tidak maksimal, tetapi kerjakan dan sukseskan dulu satu pattern, baru kita memutuskan untuk membentuk pattern berikutnya dengan sama fokusnya. Misalnya seorang akuntan, fokuskan pada keahlian bidang tersebut hingga tuntas bahkan menghasilkan prestasi.
- Go for Excellent ; selalu berikan yang terbaik dan terbaik dalam mengerjakan sesuatu. Jangan terlena oleh sebagian komentar miring ' ah, meskipun mengerjakan yang terbaik tapi koq tetep begini-begini saja tuh!. Yakinkan diri bahwa cepat atau lambat baik didalam perusahaan ataupun peluang diluar perusahaan akan menilai baik hasil terbaik kita. Dan hukum alam akan bicara, bila kita menabur benih maka kita akan menuai padi.
- Ketahui betul kelebihan diri ; kenali diri kita sendiri dalam artian mengenal karakter dan potensi diri, baik kekukangan dan kelebihan. Kemudian maksimalkan kelebihan yang kita miliki,  arahkan pada peningkatan kompetensi diri.
- Berprestasi secara konsisten ; berusahalah terus untuk mengumpulkan pengakuan demi pengakuan prestasi akan setiap proyek/tugas yang dibebankan pada kita. pengamatan atasan ataupun perusahaan umumnya adalah pada konsistensi prestasi kinerja, dengan track record yang cenderung meningkat. Hal ini terlihat pada saat karyawan diberi tantangan, maka yang menerima dan berani mengambil resiko-lah yang akan lebih dihargai dibandingkan dengan yang pasif dan berpegang teguh pada kenyamanan. Daya juang mau berusaha  adalah beberapa faktor penilaian dalam lingkup ini.
-  Tingkatkan nilai tambah ; sebagai pendukung kompetensi dan pembeda dengan pesaing-pesaing kita di lingkungan karir, maka nilai tambah ini sangat perlu untuk dioptimalkan. Nilai tambah yang dimaksukan disini adalah segala sesuatu kemampuan diluar pattern utama, seperti halnya leadership skill, managerial skill, communication skill, negotiation skill, public speaking bahkan  up date IT knowledge  sangat mendongkrak level kompetensi kita. Apalagi disertai dengan kemampuan inovasi & kreatifitas pada aplikasinya.
Ukurlah level kompetensi kita dari waktu ke waktu, misalnya tetapkan target per-semester atau per-tahun. Agar kita yakin betul dimana posisi 'arti kontribusi' kita diantara sekia banyak rekan / pesaing di kantor. Sehingga kita akan tahu kapan kita memiliki 'bargaining power' pada perusahaan dalam hal mengajukan promosi kenaikan jabatan ataupun kenaikan pendapatan. Pastikan bahwa promosi diri kita adalah hal yang  reasonable, sehingga kita-pun akan lebih termotivasi untuk terus berkontribusi.
Pada akhirnya, kunci dari kesuksesan peningkatan kompetensi kita adalah adanya keinginan untuk bertumbuh dan kesadaran untuk mempertinggi manfaat diri senantiasa dari waktu ke waktu. So, keep moving!!!!
Dari berbagai sumber,
Penulis : Ade Mardiah | Hospitality Consultant & Trainer, Graphologist
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H