Film berjudul " June dan Kopi " menceritakan tentang hubungan antara hewan dan manusia. Sebelumnya saya belum pernah mendengar judul Film Indonesia dengan cerita serupa. Hal yang menarik dalam film ini adalah fokus utamanya terletak pada anjing jalanan yang diadopsi oleh keluarga pecinta anjing. Di dalam film ini terlihat perkembangan dari sang anjing yang tadinya bersikap liar menjadi lebih teratur dan cenderung sopan.
Tokoh utama dalam film ini bukanlah manusia, melainkan seekor anjing. Meski seekor binatang, June dan Kopi mampu berakting dengan maksimal sehingga dapat menyampaikan emosi kepada penonton. Di sisi lain, para pemeran manusia di film ini juga memberikan performa akting terbaik mereka, terutama pada tiga bintang utamanya, yaitu Acha Septriasa (Aya), Ryan Delon (Ale), serta Makayla Rose Hilli (Karin). Lalu, sejumlah pemain pendukung juga mampu menyeimbangkan akting dari pemeran utamanya karena beberapa momen komedi justru tercipta lewat mereka.
June merupakan seekor anjing liar yang ditemukan oleh Aya. Aya melihat June yang sedang merasa takut karena diganggu oleh sekumpulan anak kecil. Aya pun langsung melindunginya dari anak kecil tersebut dan membuat June merasa terlindungi dengan sikap Aya tersebut. June terus mengikuti langkah Aya dengan raut muka yang artinya ingin terus bersama Aya. Aya dengan perasaan yang kasihan ini memutuskan untuk mengadopsi anjing liar tersebut. Tetapi, niatnya untuk mengadopsi June itu ditentang oleh sang suami, Ale, dengan alasan mereka sudah memelihara anjing yang sangat terlatih bernama Kopi. Lalu, Aya memutuskan untuk membawa June ke tempat adopsi hewan. Namun, karena June bertingkah di tempat tersebut, dia akhirnya dipulangkan kembali ke Aya. Setelah memohon-mohon kepada Ale, Aya pun akhirnya dibolehkan untuk memelihara June di rumahnya.
June merupakan anjing yang memiliki trauma akan anak kecil. Ketika Aya hamil, Ale takut bahwa anjing itu akan menyakiti keluarganya. Tetapi tidak, June justru sangat menyayangi putri kecil mereka yang bernama Karin. June menemani Karin bertumbuh kembang dari bayi.
Menurut saya, judul film ini kurang sesuai dengan yang diceritakan. Kopi berperan pasif karena hanya menjadi anjing yang sudah terlatih dan sedikit pemalas, tokoh Kopi sebenarnya tidak terlalu ditonjolkan dalam film. Justru, tokoh Karin dan June yang sangat ditonjolkan dalam film ini. Seharusnya judul film ini diganti menjadi " June dan Karin ".
Hal utama dari film ini adalah ketika kita menonton petualangan June dan Kopi dalam melakukan pengalaman tak terduga demi bersatu dengan majikannya. Namun, kurang masuk akal dengan kelalaian Ale, ia tidak mengunci pagar dan sekadar menutupnya sehingga June dan Kopi dapat keluar dari rumahnya. Hal kurang masuk akal lainnya menurut saya adalah ketika June dan Kopi berlari menyusul keluarga Aya yang sedang liburan, bagaimana seekor anjing dapat mengetahui jalan yang jauh dan belum pernah ia lalui sebelumnya? itu seperti tidak masuk akal.
Terlepas dari adanya kekurangan dalam film ini, banyak juga pesan yang dapat kita ambil dari film hubungan antara manusia dan anjing ini. film ini mengajak penonton untuk melihat bahwa anjing sebenarnya adalah hewan yang menggemaskan, dan jauh dari kata mengerikan. Hal ini pun akan bergantung dengan bagaimana sikap kita terhadap hewan tersebut. Jika kita kasar terhadap anjing, mereka pun akan menjadi galak ke kita. Namun, kalau kita memperlakukan anjing dengan lembut, mereka justru bisa jadi sosok pelindung untuk kita.
Lewat film ini juga, kita diperlihatkan bahwa anjing bukan hanya hewan 'pesuruh' yang memiliki tugas untuk menjaga keamanan rumah saja. Sebab, di film ini, June dan Kopi benar- benar diperlakukan layaknya anggota keluarga mereka yang bukan hanya sekadar hewan peliharaan saja.
Pada akhirnya, film ini ditutup dengan sebuah peristiwa yang menggambarkan eratnya ikatan June dan para majikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H