[caption caption="Sumber Gambar: SBS.com.au"][/caption]Saya sering mendapat pertanyaan tentang bisnis online atau tawaran investasi yang silih berganti ngetop...apakah bagus atau tidak, apakah bakal scam dan sebagainya. Berulang kali saya sampaikan bahwa seringkali yang menjatuhkan banyak investor bodong bukanlah bisnis bodong melainkan keserakahan dan ketidakinginan untuk melihat resiko besar dibalik ranjau janji-janji manis yang ditebar berbagai pelaku bisnis investasi bodong.
Kami banyak membahasnya di Howmoneyindonesia.com, tetapi kali ini ada sesuatu yang menarik terjadi di China yaitu terungkapnya bisnis online bodong bermotif saling bantu alias pinjam-meminjam bernama EZUBAO. Mengapa menarik? Karena bisnis investasi bodong kembaran Ezubao sedang meraja di tanah air saat ini, dan investornya juga banyak. Hmm...
Kisahnya bermula tanggal 14 Januari lalu saat pihak kepolisian China menangkap setidaknya 21 orang yang terlibat dalam penipuan bisnis investasi online, Ezubao yang melibatkan setidaknya $7,6 milyar (lebih Rp103 triliun) milik 900.000 nasabahnya. Besarnya uang yang terlibat menjadikan kasus Ezubao ini sebagai bisnis bodong terbesar sepanjang sejarah China yang berhasil diungkap. Bagaimana Ezubao mengeruk dana sebesar itu dalam 18 bulan saja?
Ezubao didirikan oleh Ding Ning (34) pada bulan July 2014. Awalnya Ezubao mempromosikan diri sebagai bisnis saling membantu (pinjam-meminjam dana) secara online antar anggotanya. Ezubao mempromosikan bahwa para peminjam akan mengembalikan pijaman dengan bunga 9% -14,6%. Bunga tersebut tentu saja jauh di atas bunga tabungan yang diberikan oleh bank-bank China.
Masyarakat pun berbondong-bondong menginvestasikan dananya untuk mendapatkan pengembalian yang tinggi di Ezubao. Belakangan terungkap bahwa 95% dari para peminjam yang ada dalam sistem tersebut sebetulnya fiktif dan hanya rekaan Ezubao semata. Semua proses pinjam-meminjam, bantu-membantu tersebut diatur sepenuhnya dibalik layar oleh Ezubao. Dengan demikian dana yang disetor nasabah sebetulnya sebagian besar disetor ke Ezubao, bukan antar anggota seperti yang dipromosikan Ezubao. Biar lebih menarik, Ezubao juga mengaku memiliki proyek-proyek bisnis yang belakangan terbukti bodong semua.
Pemerintah China yang berhasil mengungkap fakta tersebut menyimpulkan bahwa Ezubao sendiri merupakan skema ponzi (ponzi scheme) alias money game yang berbisnis dengan modus saling memberi pinjaman antar anggotanya. Pihak kepolisian bergerak cepat menyegel dan menyita semua aset Ezubao, termasuk perusahaan yang berkaitan dengan Ezubao. Kantor dan website Ezubao kini tidak bisa diakses lagi.
Pada hari Minggu (31/01), CCTV menyiarkan penggeledahan polisi di kediaman Ding Ning dimana polisi menyita sejumlah kantong berisi 1.200 buku rekening yang disimpan dalam bunker khusus sekitar 6 meter dibawah tanah. Diduga. Din Ming menggunakan rekening tersebut untuk mengatur transaksi bantu-membantu di Ezubao.
Dalam pengakuannya kepada media Xinhua, Ding Ning menyatakan bahwa mereka menciptakan berbagai bisnis dan proyek fiktif untuk menarik investor. Polisi pun menyelidiki setidaknya 207 perusahaan yang tercatat sebagai bagian dari operasi Ezubao, dan ternyata hanya satu perusahaan yang memiliki transaksi bisnis dengan Ezubao. Perusahaan lainnya tidak memiliki hubungan dengan investasi bodong tersebut.
“Mereka mencuri data perusahaan saya, dan membuat proyek palsu,” kata seorang pengusaha di Anhui. Ia mengaku tidak tahu bahwa bisnisnya muncul di platform Ezubao. Ia baru sadar ketika polisi membekukan rekeningnya.
Ding Ning, sendiri cukup menarik untuk dikenal. Pendidikannya tidaklah tinggi. Ia drop out dari sekolah pada usia 17 tahun. Satu-satunya pengalaman bisnisnya adalah menjadi tenaga penjual di toko milik ibunya. Meski tidak memiliki pengetahuan keuangan ataupun pelatihan teknis yang memadai, Ding Ning meluncurkan bisnis online Ezubao bahkan membuka beberapa kantor cabangnya di China dibawah payung Yucheng Group.
Untuk menarik perhatian, Ezubao beriklan besar-besaran termasuk disiarkan oleh CCTV, sebuah media ternama pemerintah China. Ezubao pun makin berkibar dan dalam waktu singkat menarik banyak dana investor. Website pemerintah China, gov.cn tidak ketinggalan menampilkan wawancara eksklusif dengan Ding Ning yang waktu itu dicitrakan sebagai pengusaha muda nan sukses. Namun belakangan, wawancara ini dihapus dari website tersebut.