Selama 3 minggu di Hamamatsu-shi, bus dan kereta selalu jadi moda transportasi andalanku. Di hari kerja setiap pagi aku harus menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam untuk menuju tempat kerja. Dari depan asrama aku terlebih dahulu naik bus menuju stasiun Hamamatsu, lalu berganti kendaraan naik kereta JR (Japan Railways) menuju daerah Tenryuu. Saat akhir pekan pun, pastinya hidupku masih tidak jauh-jauh dari bus dan kereta. Hehe.
[caption id="attachment_367254" align="aligncenter" width="490" caption="Stasiun Hamamatsu (dok. pribadi)"][/caption]
Sebenarnya kalau dibandingkan saat aku bekerja di Jakarta, lebih enak di Jakarta. Karena pulang pergi kerja sudah disediakan jemputan, akhirnya aku tinggal duduk saja menikmati perjalanan sambil terkantuk-kantuk. Sementara di sini, aku harus repot-repot gonta ganti kendaraan (ditambah jalan kaki pula). Tapi sebenarnya justru itu yang jauuuh lebih menyenangkan. Apalagi jawabannya kalau bukan transportasi yang selalu tepat waktu, kendaraan yang bersih, dan suasana berkendara yang nyaman.
Bolak balik naik transportasi umum di sini, membuat aku lama-lama memperhatikan tingkah pola orang Jepang yang jauh berbeda dengan orang di negara asalku.
1. Tidak berebut tempat duduk
Kondisi ini kerap aku temukan saat naik bus. Di Jepang sepertinya orang-orang tidak terlalu "haus" akan tempat duduk. Saat mereka naik bus, mereka terkadang lebih memilih berdiri meskipun banyak tempat duduk yang masih kosong. Sepertinya saat tempat duduk "2 bangku" sudah terisi satu orang, maka mereka enggan untuk duduk di sebelahnya. Entah apa alasannya. Mungkin karena perjalanan di sini tidak memakan waktu lama (kecuali kalau tiba2 ada kecelakaan yang menyebabkan kemacetan), maka mereka enjoy saja untuk berdiri di dalam bus. Menurutku, sikap seperti ini agak membahayakan. Bukankah malah lebih aman duduk ya saat kendaraan sedang berjalan? :D
Yah kalau di Jakarta sih jangan ditanya.. Bangku untuk 2 orang pun bisa diisi oleh 3 orang. Hehe.
[caption id="attachment_367253" align="aligncenter" width="346" caption="Suasana lengang dalam bus Entetsu (dok. pribadi)"]
2. Sssttt.. Jangan berisik!
Saat naik bus dan naik kereta, bisa dibilang aku tidak mendengar suara lain selain suara supir bus/masinis dan suara tape yang memberitahukan halte/stasiun berikutnya. Hampir tidak ada orang yang berbincang, tidak ada yang tertawa-tawa, bahkan suara dering ponsel pun tidak ada. Saking heningnya, aku bahkan bisa mendengar suara hela nafasku sendiri di tengah keheningan.
Di kereta, orang-orang lebih memilih tidur, baca buku/komik, atau asyik dengan ponselnya. Tidak ada interaksi satu sama lain. Saat di bus pun kondisinya tidak jauh berbeda. Saat mereka tidak ada aktivitas pun, mereka lebih memilih diam dan mengalihkan pandangan ke jendela.