Mohon tunggu...
Adellia Martini
Adellia Martini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini Evaluasi Program PLS Pada Bimbingan Belajar di Desa Pulau Semambu

8 Oktober 2023   23:04 Diperbarui: 8 Oktober 2023   23:07 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Evaluasi program PLS dapat diartikan sebagai proses pencarian informasi, penemuan informasi dan penetapan informasi yang dipaparkan secara struktur mengenai perencanaan, nilai, tujuan, manfaat, efektifitas dan kesesuaian sesuatu dengan kriteria dan tujuan yang sudah ditetapkan. Evaluasi program dalam pendidikan luar sekolah dapat membantu  mengidentifikasi jalannya suatu program untuk melihat sejauh mana keberhasilan ataupun kegagalan untuk diperbaiki menjadi yang lebih baik lagi. Tanpa adanya evaluasi, program-program yang berjalan tidak akan dapat dilihat keefektifitasannya.

Kebutuhan belajar tambahan atau lebih dikenal saat ini dengan istilah les tambahan di luar jam sekolah menjadi hal yang mendesak diperlukan oleh orang tua masa kini terhadap anak-anak mereka. Ada banyak faktor yang menggerakan orang tua memberikan tambahan belajar di luar sekolah bagi anak-anak mereka, antara lain beban kurikum pendidikan yang semakin berat, kesibukan orang tua yang tidak sempat membimbing belajar anak di rumah dan faktor akselerasi (peningkatan ilmu).

Dengan semakin banyaknya permintaan dan kebutuhan bimbingan belajar, maka banyak bermunculan lembaga bimbingan belajar rumahan yang memulai usahanya. Usaha bimbingan belajar rumahan memiliki peluang potensial untuk dikembangkan, karena dapat menyerap tenaga kerja dari golongan bukan angkatan kerja seperti mahasiswa, ibu rumah tangga dan pensiunan.

Namun disisi lain pesaing dari lembaga bimbingan belajar rumahan yang baru memulai usaha ini adalah lembaga bimbingan belajar besar yang sudah dikenal masyarakat, sudah lama berdiri dan berpengalaman dalam manajemen usaha serta pemasaran. Lembaga bimbingan belajar rumahan mempunyai segmen pasar yang berbeda dengan lembaga bimbingan belajar besar yang sudah dikenal masyarakat. Lembaga bimbingan belajar rumahan pada umumnya menguasai segmen pasar kelas menengah ke bawah yang jumlahnya sangat besar. Jadi bisa membantu anak-anak dari perekonomian menengah ke bawah untuk bisa mengikuti bimbingan belajar agar dapat memudahkan mereka untuk mendapatkan tambahan belajar di luar dari jam sekolah.

Dibukanya bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu ini karena di desa tersebut belum terdapat bimbingan belajar, karena kalau ingin bimbel pasti anak-anak ke bimbingan belajar kota Palembang atau Indralaya seperti Budiwijaya, Go atau pun juga Primagama dan itu semua menyulitkan orang tua dan anak-anak itu sendiri. Karena seperti yang kita tahu bimbingan belajar yang sudah terverifikasi atau besar, sudah dikenal masyarakat dan telah memiliki cabang dimana-mana pasti memerlukan biaya yang cukup mahal. Maka dari itulah untuk mengimbangi perekonomian masyarakat agar anaknya bisa mendaftar bimbel dan biaya yang terjangkau juga bisa membantu anak tersebut untuk belajar tambahan agar di pelajaran sekolah bisa lebih mengerti oleh karena itulah dibuka bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu.

Evaluasi Program PLS bimbingan belajar di desa Pulau Semambu dapat dievaluasi dengan menggunakan model CIPP, karena model CIPP ini lebih lengkap dan lebih komprehensif. Model CIPP yaitu (Context, Input, Process, dan Product) merupakan model evaluasi di mana evaluasi dilakukan secara keseluruhan sebagai suatu sistem. Evaluasi model CIPP merupakan konsep yang ditawarkan oleh Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan tetapi untuk memperbaiki (Stufflebeam, H McKee and B McKee, 2003:118).

Untuk mempermudah pemahaman dalam mengevaluasi program PLS yaitu bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu penulis uraikan sebagai berikut:

a. Context Evaluation: merupakan analisis kebutuhan. Bahan pertanyaan dalam context ini adalah "apa yang dibutuhkan?" context mengadakan program bimbingan belajar rumahan pertanyaan yang timbul adalah "apa yang dibutuhkan anak-anak dalam program bimbingan belajar rumahan tersebut?" context kali ini untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian program bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semampu sehingga dengan pertanyaan ini lebih mudah untuk melihat kelemahan dan kekuatan yang dimiliki dalam program yang diterapkan serta tindakan yang hendak dilakukan (Redy & Jaya, Patrus. Ndeot, 2018)

Evaluasi context: evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah program bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu merupakan program yang sangat tepat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh anak-anak, peserta didik dan masyarakat sekitar. Melalui pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis tujuan dari dibukanya program bimbingan belajar rumahan di desa Pulau semambu ini, karena banyak minat dari masyarakat di desa Pulau Semambu untuk memasukkan anak-anaknya ke bimbingan belajar rumahan karena dengan biaya yang terjangkau, dan bisa mendapat tambahan pembelajaran di luar jam persekolahan. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya program bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar maka program ini akan terus dilanjutkan.

b. Input Evaluation: fokusnya pada perencanaan serta strategi apa yang diterapkan. Perencanaan apa yang harus dilaksanakan oleh program bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu? Bagaimana bentuk kerjasama pihak bimbingan belajar dengan orang tua? Bagaimana strategi pihak bimbingan belajar agar berjalan dengan maksimal? Apakah sarana dan prasarana mendukung dalam bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu? Lalu apakah pembiayaan juga berpengaruh dalam proses bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu?

Melalui pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis bahwasanya program bimbingan belajar di desa pulau Semambung dirancang secara baik dan dibantu oleh tenaga kerja dari golongan bukan angkatan kerja seperti mahasiswa, ibu rumah tangga dan pensiunan. Dengan membuat perancangan seperti silabus, RPP, teknis pelaksanaan, teknis penilaian dan hal tersebut dilakukan secara bersama-sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun