Seiring berjalannya waktu, manusia akan mengalami perubahan pada kondisi fisik, mental, dan sikap psikososial terhadap kehidupan dan juga hilangnya kekuatan dan daya tahan fisik, yang mempengaruhi fungsi dan reaksi tubuh. Orang lanjut usia sangat rentan terhadap penyakit yang menyerang tubuh. Salah satu penyakit degenerative yang sering terjadi yaitu penyakit gout artritis dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan hiperurisemia (Anies, 2018). Gout adalah istilah kolektif untuk sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar asam urat (hiperurisemia). Artritis gout adalah penyakit metabolik yang disebabkan oleh penumpukan kristal monosodium urat dalam tubuh dan paling sering terjadi pada orang tua. Pria berusia antara 30 dan 50 tahun lebih mungkin menderita artritis gout daripada wanita. Wanita memiliki kadar asam urat yang lebih rendah daripada pria. Wanita mengalami artritis gout pada periode pascamenopause, ketika kadar asam wanita meningkat hampir sama dengan pria. Kadar asam urat normal, 3,4 hingga 7,0 mg/dL pada pria sedangkan 2,4 hingga 6,1 mg/dL pada wanita. Peningkatan konsentrasi asam urat yang berlebihan disebabkan oleh produksi asam urat yang berlebihan di dalam tubuh atau adanya hambatan pembuangan asam urat di dalam tubuh.
Penyebab artritis gout adalah makanan seperti daging, jeroan, ikan teri,sarden, haring, makarel (ikan kembung), dan kerang yang mengandung purin tinggi dan kelebihan gizi dapat menghambat ekskresi purin pada tubuh sehingga akan menambah parah gejala artritis gout yang muncul.  Kerusakan sendi dan pembedahan dapat menyebabkan artritis gout jika kristal asam urat telah terbentuk di sendi sejak awal. Beberapa penyakit, seperti penyakit ginjal kronis, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung, dapat meningkatkan kadar asam urat. Gejala khas artritis gout adalah nyeri, bengkak, dan tanda peradangan pada sendi metatarsophalangeal dan metatarsophalangeal (gout). Artritis gout paling sering terjadi pada satu atau lebih sendi, termasuk sendi lutut, dengan gejala nyeri lutut. Gejala pada fase akut menyebabkan morbiditas yang tinggi, namun jika ditangani sesegera mungkin setelah munculnya gejala ringan, prognosisnya bisa baik.
Masalah tersebut dapat diatasi dengan memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh serta aktifitas fisik. Makan makanan yang dapat menurunkan artritis gout, seperti pisang, sayur- sayuran, susu rendah lemak, telur, keju, teh hijau, kacang-kacangan dan air putih. Aktifitas fisik dapat dilakukan sehari-hari, seperti sering jalan kaki dan senam. Â Yuk jaga pola makan dan cegah artritis gout sedini mungkin!
Daftar Pustaka
Anies. (2018). PENYAKIT DEGENERATIF: Mencegah & Mengatasi Penyakit Degeneratif dengan Perilaku & Gaya Hidup Modern yang Sehat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Christy, Johanna dan Lamtiur Junita Bancin. 2020. Status Gizi Lansia. Yogyakarta: Deepublish.
Hernik Saputro, Onny dan Husnun Amalia. 2018. Hubungan Antara Status Gizi dengan Kadar Asam Urat Darah pada Lansia. Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti, Vol. 3, No. 2, 45-48.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H