Eksistensi Noken sebagai Simbol Identitas Masyarakat Papua
Noken merupakan salah satu kerajinan khas tradisional yang berasal dari Papua. Menurut situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), noken dikenal dan digunakan oleh sekitar 250 suku di Papua dan merupakan kebudayaan yang dikerjakan secara turun temurun hingga sekarang. Dalam perkembangannya kerajinan ini tersebar hampir di seluruh wilayah, baik pegunungan hingga pesisir pantai. Bagi masyarakat Papua noken tidak hanya berfungsi sebagai alat menyimpan (tas) dan simbol identitas, tetapi juga memiliki fungsi dan makna yang luas dalam berbagai aspek seperti sosial, budaya, dan ekonomi. Pertama dalam aspek sosial, di dalam noken mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan kejujuran. Selain nilai tersebut, noken juga dapat digunakan sebagai penanda identitas (status sosial) seseorang di lingkungan tersebut. Kedua dalam aspek budaya, noken memiliki makna sebagai barang sakral dalam beberapa prosesi adat, seperti pernikahan dan pengukuhan kepala suku. Pada acara pernikahan, noken menjadi barang yang wajib menjadi hantaran. Sedangkan pada pengukuhan kepala suku, noken memiliki makna kewibawaan. Â Ketiga dalam aspek ekonomi, noken memiliki makna sebagai alat menabung. Maksudnya barang atau benda yang terdapat didalam noken tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan ekonomi.
Noken tersebut dibuat oleh para wanita Papua dengan menggunakan bahan-bahan dari alam yaitu serat kulit kayu. Selain bahan atau material pembuatan yang unik, penggunaan noken tersebut tidak kalah unik karena masyarakat tidak membawanya menggunakan tangan layaknya tas pada umumnya, namun mereka membawanya dengan menggunakan diatas kepala. Proses pembuatan noken, membutuhkan waktu yang cukup lama dengan beberapa langkah, yaitu pertama kulit kayu ditumbuk, kemudian dilakukan proses pengawetan yaitu dengan cara merendam ke dalam air agar serat kain kayu bertambah kuat. Lalu, kulit kayu dipilin menjadi benang seperti tali kecil (string). Selanjutnya tali kecil tersebut dianyam menjadi noken. Saat menganyam dibentuk suatu "cincin" lalu diikat menjadi simpul mati. Didaerah Paniai, noken diberi hiasan agar terlihat semakin menarik. Hiasan tersebut terbuat dari kulit batang anggrek, baik yang berwarna kuning emas ataupun berwarna hitam. Noken tersebut terbuat dari bahan alami yang ramah lingkungan. Tak hanya terbuat dari kulit kayu, noken juga terbuat dari benang katun dan bahkan dari benang wol. Noken sama dengan tas pada umumnya, yaitu tas tersebut digunakan untuk membawa barang-barang kebutuhan sehari-hari. Namun masyarakat Papua biasanya lebih menggunakan noken untuk membawa hasil pertanian seperti sayuran, umbi-umbian, dan membawa barang dagangan ke pasar.
Hal menarik lainnya dari proses pembuatan noken adalah hanya masyarakat terutama wanita Papua yang diperbolehkan membuat noken. Para wanita Papua sejak kecil diwajibkan untuk belajar membuat noken, karena proses membuat noken dari dulu hingga saat ini dapat melambangkan kedewasaan wanita Papua. Oleh karena itu, noken juga digunakan sebagai syarat wanita Papua dalam menikah. Apabila wanita Papua tersebut belum bisa membuat noken, maka mereka dianggap sebagai wanita yang belum dewasa. Dilansir dari Kompas.com, karena keunikan dari noken Papua kemudian UNESCO resmi menetapkan noken Papua sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tanggal 4 Desember 2012 dan memasukkannya dalam kategori In Need of Urgent Safeguarding. Adapun, noken masuk dalam kategori tersebut, karena dianggap sebagai warisan budaya yang membutuhkan perlindungan mendesak. Selain masuk dalam ranah tradisi dan ekspresi lisan, noken juga masuk dalam ranah pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta, serta kemahiran kerajinan tradisional. Dalam situs UNESCO, dikatakan bahwa jumlah orang yang membuat dan menggunakan noken berkurang karena menghadapi persaingan dari tas buatan pabrik, dan juga masalah dalam memperoleh bahan baku.Â
Upaya yang dilakukan masyarakat Papua untuk terus melestarikan dan memperkenalkan kerajinan noken adalah dengan memanfaatkan adanya acara PON (Pekan Olahraga Nasional) XX Papua 2021. Dalam acara tersebut masyarakat Papua berusaha untuk menjual kerajinan noken kepada para pengunjung lokal maupun internasional. Alhasil dengan upaya tersebut, kerajinan noken menjadi cinderamata favorit karena keunikannya dan berhasil menjadi simbol identitas masyarakat Papua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H