Grand Hotel Preanger ditetapkan sebagai lokasi pertama dan juga titik kumpul pada rute Bandung Stad Centrum. Pagi itu pukul 08.00 WIB, kang Rifqi yang akrab dipanggil Ikitjes mulai memandu saya dan kelima peserta lainnya.Â
Mereka adalah Adinda, Salma, Prabu, Ika, dan Jay. Dengan latar belakang pekerjaan yang beragam, sebagian peserta bahkan ada yang berasal dari luar Bandung. Agar suasana menjadi hangat, selain berkenalan, kami juga sempat diajak bermain games kecil. Barulah setelah itu, tur dimulai.
Setelah mendengar mengenai sejarah Hotel Preanger, kami menyusuri jalan menuju Titik Nol Kilometer Kota Bandung. Tugu yang dibangun demi mengenang pembangunan besar Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan tersebut, berlokasi tepat di depan Kantor Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat.Â
Selain tugu, ada pula monumen yang berbentuk mesin penggilingan kuno yang dipercantik dengan patung replika wajah dari tokoh-tokoh besar yaitu, Ir. Soekarno, Mas Soetardjo Kartohadikusumo, Herman Williem Daendels, dan R.A Wiranatakusumah II.
Tidak jauh dari situ, kami menyeberang ke Savoy Homann. Hotel yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah di era 1950-an. Beberapa tokoh dunia diceritakan pernah menginap di sana.
Tentu saja hotel yang juga dijadikan tempat persinggahan itu, tidak terlepas dari peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. Konferensi megah pertama yang dimana Indonesia menjadi tuan rumahnya.
Dilanjutkan dengan mengenalkan bangunan bersejarah lainnya di kawasan Asia Afrika, kang Rifqi juga menceritakan sejarah dibalik Gedung de Vries sebagai pusat belanja jaman Belanda yang sekarang menjadi Bank OCBC NISP, Museum Asia Afrika, Gedung Merdeka, Sumur Bandung dengan mata air yang masih mengalir di belakang gedung PLN, Penjara Banceuy yang dimana Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno pernah mendekam, hingga singgah ke makam pendiri kota Bandung, yaitu Raden Adipati Wiranatakusumah II, yang tidak jauh dari alun-alun kota Bandung. Sekitar pukul 11.00 WIB, tur berjalan kaki hari itu ditutup manis dengan menyantap es krim di sebuah kedai kecil yang berlokasi di jalan Kepatihan.
Serangkaian lokasi yang sudah diramu oleh kang Rifqi dan tim pada rute Bandung Stad Centrum dalam walking tour, membuat saya semakin penasaran dengan rute lain yang diantaranya The ABC Story, Ereveld Pandu, Dagowalk, Gedung Sate en Omstreken, dan Bragawalk.Â
Bahkan tidak hanya walking tour, Bandung Good Guide (BGG) sendiri menyuguhkan pilihan lain yaitu cycling tour dengan rute Tjihapit Interniran, Europa in de Tropen, trekking tour dengan rute Cikapundung Dago, hingga virtual tour.