Mohon tunggu...
Adella Dwi Anjani
Adella Dwi Anjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas AMIKOM Purwokerto

Saya adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi yang gemar menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Perjalanan ke Candi Prambanan: Meditasi & Ketenangan

7 Januari 2025   21:03 Diperbarui: 7 Januari 2025   21:03 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Prambanan. Dokumentasi pribadi penulis.

Candi Prambanan berdiri megah, seolah menjadi saksi bisu dari perjalanan waktu yang tak terhentikan. Pada tanggal 10 Juni 2024, saya melangkah kembali ke dalam pelukan sejarah, untuk ketiga kalinya, menuju tempat yang telah lama berada dalam daftar impian saya. Namun, kali ini, niat saya bukan hanya sekedar menjelajahi keindahan arsitekturnya yang megah. Dengan hati penuh harap, saya berangkat membawa serta keinginan untuk menemukan ketenangan disekitar bangunan bersejarah yang telah menyaksikan perjalanan waktu selama berabad-abad.

Titik Awal

Hari itu, di bawah langit biru yang cerah, perjalanan saya dimulai dari Stasiun Tugu Yogyakarta, ditemani oleh seseorang yang istimewa. Dengan detak jantung yang bersemangat, kami menaiki kereta yang dijadwalkan berangkat pada pukul 10.16 WIB. Gerbong kereta itu dipenuhi oleh keramaian, tak hanya oleh warga lokal yang beraktivitas, tetapi juga oleh beberapa wisatawan asing yang turut mewarnai perjalanan kami menuju Candi Prambanan. Suasana di dalam gerbong terasa hidup meski padat, kami bersyukur masih mendapatkan tempat duduk yang memungkinkan kami menikmati perjalanan ini dengan nyaman.

Setelah menempuh perjalanan yang penuh warna, kami turun di Stasiun Brambanan. Sebelum melanjutkan langkah menuju candi, kami meluangkan waktu sejenak untuk mengisi perut, memastikan bahwa keroncongan tidak akan mengganggu agenda meditasi yang telah kami rencanakan. Dari stasiun, perjalanan kami berlanjut, hanya kurang dari lima menit, hingga akhirnya kami tiba di gerbang Candi Prambanan. Dengan tiket masuk seharga Rp 50.000, kami melangkah ke area yang dipenuhi aura magis. Namun, hari itu adalah hari Senin, dan pengunjung tidak diperbolehkan memasuki pelataran candi. Alih-alih merasa kecewa, saya justru merasakan kedamaian. Tujuan saya bukanlah untuk melihat candi dari dekat, melainkan untuk menikmati kemegahannya dari jauh, membiarkan keanggunan struktur yang menjulang megah itu mengisi jiwa saya dengan ketenangan.

Meditasi & Ketenangan 

Matahari bersinar cerah, memancarkan sinarnya yang hangat dan membawa langkah kami menuju sebuah batu besar yang terletak di antara dua pohon rimbun nan megah. Dalam hati, berbisik, "Tempat ini adalah titik pertemuan antara jiwa dan ketenangan." Dengan semangat, kami bergegas menuju batu tersebut dan duduk di atasnya, yang cukup luas untuk menampung kami berdua. Belum juga kami mulai, hati saya sudah dipenuhi rasa bahagia dan ketenangan. Daun-daun lebat di atas kami seolah melindungi, membiarkan saya menghirup udara segar yang dihasilkan oleh alam.

Saya menarik napas dalam-dalam, berusaha menyerap keharuman alam sebanyak mungkin. Suasana di sekitar kami tenang, tidak terlalu ramai, memberikan kesempatan emas untuk menemukan momen meditasi yang kami cari. Dengan memejamkan mata sejenak, saya mengistirahatkan pikiran dari segala hiruk-pikuk yang mengganggu, fokus pada aliran napas yang tenang. Suara gamelan Jawa yang lembut berpadu dengan kicauan burung yang hinggap di dahan, menciptakan simfoni alam yang unik dan menenangkan. Anehnya, melodi ini justru membawa kami semakin dalam ke dalam meditasi, seolah-olah alam ikut serta dalam perjalanan batin kami.

Setelah beberapa waktu, saya membuka mata dan memandangi keanggunan Candi Prambanan dari jauh. Dalam momen itu, saya membiarkan pikiran saya melayang bebas, terhubung dengan keindahan alam dan warisan budaya yang mengelilingi saya. Dalam keheningan yang menyelimuti, saya berharap dapat menemukan kedamaian yang selama ini saya cari, seolah-olah candi ini adalah jendela menuju jiwa saya yang terdalam. Setiap hembusan angin yang berbisik lembut seolah mengajak saya untuk merasakan kedamaian, membebaskan jiwa dari segala beban dan mengisi hati dengan rasa syukur yang tulus.

Untuk sesaat, tatapan kami bertemu, memastikan bahwa kami telah menemukan ketenangan yang kami cari. Hati saya dipenuhi rasa lega, menyadari bahwa kami berdua telah meraih ketenangan yang diimpikan. Senyum bahagia tak terelakkan, momen ini adalah hadiah dari alam yang tak ternilai. Saya berharap waktu dapat berhenti sejenak, membiarkan kami menikmati keheningan ini lebih lama, meresapi setiap detik yang berlalu dalam suasana damai ini.

Saat matahari mulai merunduk di balik cakrawala, memancarkan cahaya keemasan yang menari di atas batu-batu candi, saya merasakan sebuah keajaiban yang tak terlukiskan. Candi Prambanan, dengan segala kemegahan dan keanggunannya, bukan hanya sekadar situs bersejarah; ia adalah tempat di mana jiwa dapat menemukan ketenangan dan inspirasi. Dalam perjalanan ini, saya tidak hanya menjelajahi keindahan fisik, tetapi juga menyelami kedalaman diri, menemukan bahwa meditasi di tengah keajaiban alam dan budaya adalah cara terbaik untuk mengisi kembali energi jiwa. Dengan hati yang penuh rasa syukur, saya meninggalkan tempat ini, membawa pulang bukan hanya kenangan, tetapi juga kedamaian yang akan terus mengalir dalam setiap langkah saya ke depan. Pengalaman ini membuat saya tidak sabar menanti untuk kembali, merasakan kembali keajaiban yang ditawarkan oleh Candi Prambanan dan menjelajahi lebih dalam keindahan yang tersembunyi di sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun