Mohon tunggu...
Ade LizaMaulitaya
Ade LizaMaulitaya Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Tidak perlu jadi sempurna cukup jadi yang berguna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penantian Malam Lailatul Qadar

22 Mei 2020   05:51 Diperbarui: 22 Mei 2020   06:02 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh : Ade Liza Maulitaya
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam dengan banyak keutamaan di dalamnya karena malam ini merupakan malam turunnya Al-Quran Al-Karim, yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya. Umat islam yang selalu mengikuti sunnah Rasulnya, mereka akan berlomba-lomba untuk bangun di malam harinya dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah. Malam Lailatul Qadar tidak ada kapan pastinya tetapi sesuai hadist Aisyah Radhiyallahu'anha, dia berkata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikal di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda, "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) panda 10 hari terakhir bulan Ramadhan."
Sebagai admin pemegang blog sekolahnya, Syifa selalu rutin setiap hari menyampaikan tulisan-tulisan yang selalu dikirimkan kepadanya memalui email agar diterbitkan di blog sekolah mereka. Tulisan yang diterbitkannya kali ini adalah hasil tulisannya sendiri. Sebenarnya tulisan tersebut sudah lama ada didalam catatan handphonenya karena ia akan menuliskan apa saja yang terlintas di pikirannya di dalam catatan handphonenya dan jika bagus maka akan ia terbitkan di blog pribadinya. Namun karena ini bertepatan dengan 10 hari terakhir di bulan Ramadhan maka ia pun menerbitkan tulisannya kali ini di blog sekolahnya.
Tiba-tiba handphone yang ia letakkan di samping laptopnya bergetar tanda ada pesan masuk dari seseorang.
Kayla
Assalamua'laikum Syifa. Kamu uda ada nulis blog belum ?
Syifa
Wa'alaikumussalam Warahmatullah sudah Kayla baru aja aku terbitin tulisan aku.
Kayla
Yahh. Padahal baru aja aku mau kirimin tulisan aku biar kamu terbitin. Tapi yauda deh besok-besok aku langsung kirimin ke kamu ya.
Syifa
Maaf ya Kayla kamu kurang cepat ngirimnya hehehe
Kayla
Hehehe iya nggak papa kok Syifa.
Setelah mendapatkan balasan dari Kayla sahabatnya di sekolah, Syifa pun meletakkan kembali handphonenya di atas nakas di dekat tempat tidurnya dan tidak lupa pula ia mematikan laptopnya dan menyimpannya juga diatas nakas. Lantas ia pun bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah selesai ia pun menggelar sajadahnya menghadap kearah kiblat melaksanakan shalat qiyamullailnya malam ini karena tadi ia tidak sengaja ketiduran setelah kelelahan mengerjakan tugas sekolahnya yang menumpuk. Ia berdiri menghadap ke kiblat bermunajat kepada Allah di malam-malam bulan Ramadhannya. Syifa selalu menghidupkan malam-malam bulan Ramadhannya dengan mendirikan qiyamullail dan dilanjut dengan bertadarus karena ia selalu menargetkan selama bulan Ramadhan ia harus khatam minimal satu kali saja.
Setelah selesai mengerjakan qiyamulllailnya dan dilanjutkan dengan tadarus Al-Quran, Syifa pun terkejut melihat jam didinding kamarnya yang telah menunjukkan pukul 2 dini hari itu artinya tadi Kayla mengirimkan pesan kepadanya telah masuk waktu dini hari dan ia juga menulis tulisan di blog sekolahnya juga sudah dini hari. Ia tidak sadar karena ketika ia terbangun ia langsung mengambil laptopnya dan menghidupkannya lalu langsung masuk ke halaman blog sekolahnya karena ia ingat malam hari ini ia belum ada menerbitkan tulisan sebagai aktivitas rutin admin dari pemegang blog sekolahnya. Ia yakin pasti sahabatnya itu baru saja selesai menonton drama dari negeri gingseng sana yang kalau kata Kayla, "mereka itu imut-imut tau nggak sih Syif aku tuh gemes liatnya."
Karena matanya belum mau di ajak untuk istirahat kembali, ia pun memutuskan untuk berjalan keluar kamarnya dan berhenti di balkon kamarnya yang menghadap ke pemandangan rumah penduduk yang terlihat sudah sepi hanya meninggalkan lampu-lampu yang jika dilihat dari atas kamarnya seperti bintang-bintang bumi yang bersinar cerah mengalahkan bintang-bintang langit yang tidak kalah bersinar cerah juga malam ini. Entah mengapa ia merasa suasana malam ini sangat berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Malam ini begitu hening, tenang namun tidak mencekam. Angin malam pun bertiup perlahan seakan membelai kulit wajahnya secara perlahan. Ia bertanya dalam hati, "apakah ini malam Lailatul Qadar?". Lantas ia pun berdoa kepada Allah dengan  membaca "Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni yang artinya Ya Allah , sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, yang menyukai pemberian maa, maka maafkanlah aku". Setelah itu pun ia kembali masuk ke dalam kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah dengan aktivitasnya di sekolah hari ini karena mereka akan mengadakan pekan Ramadhan pada akhir pekan nanti. Dan ia pun tidak ingin bangun sahur kesiangan serta ketinggalan melaksanakan sholat subuh berjamaah yang rutin dilaksankan di rumahnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun