HIV/AIDS adalah penyakit yang dapat ditemui di masyarakat saat ini. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh pengidapnya, sedangkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah tahap akhir dari infeksi HIV. Pengidap AIDS ditandai dengan penurunan signifikan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi karena sistem kekebalan yang sudah rusak parah. Pengidap HIV/AIDS masih mendapatkan stigma di masyarakat, hal ini karena masyarakat menganggap bahwa penyakit ini adalah akibat dari perilaku amoral. Hal tersebut mengakibatkan banyak pengidap HIV/AIDS mengalami bentuk diskriminasi di masyarakat, adanya tindakan isolasi sosial yang dilakukan juga menjadi hambatan dalam upaya pencegahan dan perawatan yang efektif.
Generasi Z atau lebih dikenal sebagai Gen Z adalah generasi yang lahir dari tahun 1997 sampai 2012. Generasi ini dikenal sebagai generasi yang terbuka dan sadar akan berbagai perbedaan di masyarakat. Sikap inklusif juga menjadi ciri dari generasi ini, hal ini dikarenakan mereka tumbuh di era digital dengan mudahnya akses informasi dan berinteraksi dengan budaya lainnya. Kemudahan yang didapatkan juga membentuk pandangan yang lebih toleran dan empatik. Keterbukaan dan inklusivitas juga ditunjukkan dalam bentuk dukungan pada pengidap HIV/AIDS. Seperti yang diketahui, Gen Z melek akan isu-isu sosial seperti HAM (Hak Asasi Manusia), kesehatan masyarakat dan sebagainya. Gen Z sangat mengedepankan nilai-nilai kesetaraan dan penerimaan di masyarakat. Oleh karena itu, peran Gen Z sangat dibutuhkan dalam mengurangi stigma juga meningkatkan kesadaran untuk mendukung penyandang HIV/AIDS di masyarakat.
Sikap Gen Z terhadap Penyandang HIV/AIDS
 Gen Z menunjukkan bahwa generasi mereka cenderung lebih terbuka dan inklusif dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Gen Z tumbuh di era informasi dan media sosial, memiliki akses yang lebih besar terhadap edukasi mengenai kesehatan seksual dan HIV/AIDS, yang memungkinkan mereka untuk memahami isu ini dengan lebih baik. Mereka sering kali menolak stigma yang melekat pada penyandang HIV/AIDS dan berusaha untuk mendukung penerimaan serta hak-hak orang dengan HIV. Hal ini terlihat dari partisipasi aktif mereka dalam kampanye kesadaran dan advokasi yang bertujuan mengurangi diskriminasi terhadap penyandang HIV/AIDS. Dengan demikian, sikap Gen Z mencerminkan perubahan signifikan dalam cara pandang masyarakat terhadap HIV/AIDS, di mana mereka tidak hanya berfokus pada pencegahan tetapi juga pada penerimaan sosial, menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi penyandang HIV/AIDS untuk hidup dengan martabat dan tanpa rasa takut akan stigma.
Peran Media Sosial
 Media sosial memiliki pengaruh signifikan dalam meningkatkan kesadaran tentang HIV/AIDS, terutama di kalangan generasi muda seperti Gen Z. Platform-platform seperti Instagram, Twitter/X, dan TikTok memungkinkan penyebaran informasi yang cepat dan luas mengenai isu-isu kesehatan, termasuk HIV/AIDS. Melalui kampanye edukatif dan konten kreatif, media sosial membantu mengedukasi masyarakat tentang cara pencegahan, gejala, dan pentingnya dukungan bagi penyandang HIV/AIDS. Penelitian menunjukkan bahwa intervensi melalui media sosial, seperti yang dilakukan oleh peer educator, dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap positif remaja terhadap HIV/AIDS secara signifikan. Dengan memanfaatkan kekuatan media sosial, Gen Z berperan aktif dalam mengurangi stigma yang melekat pada HIV/AIDS dan mendorong percakapan terbuka mengenai isu ini.
Edukasi dan Kesadaran
 Upaya edukasi yang dilakukan untuk mengurangi stigma terhadap penyandang HIV/AIDS sangat penting dalam menciptakan pemahaman yang lebih baik di masyarakat. Berbagai program edukasi, seperti seminar, lokakarya, dan kampanye informasi, telah dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan yang akurat tentang HIV/AIDS. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa kegiatan edukasi yang melibatkan interaksi langsung dengan masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang HIV dan mengurangi stigma negatif. Melalui pendekatan ini, masyarakat diajak untuk memahami bahwa HIV/AIDS adalah masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan informasi yang tepat dan dukungan sosial, bukan sebagai aib yang harus disembunyikan. Hasil dari program edukasi ini sering kali terlihat dalam peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap masyarakat terhadap penyandang HIV/AIDS.
Kesimpulan
HIV/AIDS tetap menjadi masalah kesehatan yang signifikan di masyarakat saat ini, dengan stigma yang menyertainya sering kali menghambat upaya pencegahan dan perawatan. Meskipun HIV adalah virus yang dapat dikelola dengan pengobatan yang tepat, banyak individu masih menghadapi diskriminasi dan isolasi sosial akibat pandangan negatif yang menganggap penyakit ini sebagai hasil dari perilaku amoral. Namun, generasi Z menunjukkan sikap yang lebih inklusif dan terbuka terhadap penyandang HIV/AIDS, berkat akses informasi yang lebih baik melalui media digital. Dengan dukungan dari kampanye edukasi dan advokasi, Gen Z berperan penting dalam mengurangi stigma dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya penerimaan sosial. Melalui upaya kolaboratif dalam edukasi dan penggunaan media sosial, masyarakat diharapkan dapat mengubah pandangan mereka terhadap HIV/AIDS, menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi penyandang HIV/AIDS untuk hidup dengan martabat dan tanpa rasa takut akan stigma.