Mohon tunggu...
Adeline Jacobus
Adeline Jacobus Mohon Tunggu... Hoteliers - Diaspora, Pekerja Professional, pengelola / pemilik streaming radio

Suka musik dan juga nyanyi . Caeelaaahhh ..😁

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

35 Tahun Persahabatan yang Tidak Pernah Luntur

27 November 2024   16:23 Diperbarui: 27 November 2024   16:26 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber photo: dokumen pribadi.

Membangun persahabatan yang langgeng itu ibarat merawat tanaman langka yang indah. Perlu perhatian, kesabaran, dan ketulusan. Itulah yang saya rasakan dalam persahabatan saya yang sudah berjalan lebih dari 35 tahun bersama seorang sahabat yang saya kenal sejak SMP.

Dari awal bertemu, kami berdua langsung nyambung. Bukan hanya karena kami suka hal-hal yang sama, tapi juga karena kami punya cara pandang yang serupa. Dulu, sepulang sekolah, kami sering berjalan kaki bersama. Jarak rumah yang sebenarnya cukup jauh dari sekolah tidak pernah jadi masalah. Malah, kami sering menikmati perjalanan itu dengan obrolan tanpa akhir---cerita tentang pelajaran, teman-teman, hingga impian masa depan. Rasanya seperti perjalanan yang tak ingin segera berakhir.

Selama masa SMA, kami masih bersama di sekolah yang sama. Waktu-waktu sepulang sekolah atau bahkan di akhir pekan sering kami habiskan untuk melakukan banyak hal bersama, dari belajar bersama hingga menekuni hobi yang kami cintai: tenis. Ada kebahagiaan sederhana saat kita punya teman yang punya ketertarikan yang sama, seperti olahraga ini.

Kedekatan kami bahkan meluas ke keluarga masing-masing. Keluarganya sudah seperti keluarga saya, begitu pun sebaliknya. Momen-momen berkumpul dengan keluarga menjadi kenangan tak ternilai, memperkuat ikatan kami yang sudah erat. Rasanya, dengan sahabat yang satu ini, saya memiliki tempat pulang yang nyaman di luar keluarga inti.

Jika ada yang bertanya apa yang membuat persahabatan ini langgeng, saya akan katakan: rasa percaya dan saling mendukung. Kami tahu kapan harus mendengarkan satu sama lain dan kapan harus memberi ruang. Kami juga saling menghargai perjalanan hidup masing-masing, dan tetap berada di sana, bahkan saat kondisi berubah. Seiring waktu, saya belajar bahwa sahabat sejati bukan hanya soal orang yang selalu ada di dekat kita, tapi juga tentang mereka yang mengerti dan mendukung kita tanpa syarat.

Hari-hari panjang yang kami lalui bersama kini jadi bagian dari kenangan yang sangat berarti. Terkadang, saya tersenyum sendiri saat mengingat betapa polos dan serunya kami dulu---berjalan kaki pulang sekolah sambil bercanda atau berbagi impian tentang masa depan. Kini, di usia yang tak lagi muda, kami masih sama-sama bersyukur memiliki satu sama lain. Ini bukan hanya tentang sebuah persahabatan, tapi tentang perjalanan hidup yang kami tempuh bersama.

 To you my bestie MGSS,selalu sehat , tetap gokil yaa, en thx for everything..


Salam hangat,


Adeline Jacobus 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun