Perubahan iklim merujuk pada perubahan cuaca dan suhu dengan jangka waktu yang panjang. Hal ini diperkirakan terjadi karena sifat alamiah. Aktivitas manusia sendiri sudah sejak lama menjadi pelopor dalam pergeseran iklim, terutama aktivitas pembakaran hutan dan bahan bakar fosil, berupa minyak bumi, gas, dan batu bara  yang menghasilkan gas yang bersifat panas.
Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat, Meiki Wemly Paendong mengatakan, penyebab dari perubahan iklim yang terjadi dipicu karena pemanasan global. Pemanasan global jika ditinjau secara ilmiah terjadi akibat proses alami dan aktivitas yang dilakukan manusia, seperti pembakaran hutan dan bahan bakar fosil, berupa minyak bumi, gas, dan batu bara yang memicu peningkatan suhu di bumi.Â
"Perubahan iklim bermula dari pemanasan global yang terjadi secara alamiah dan aktivitas manusia, seperti pembakaran hutan dan fosil, berupa minyak bumi, gas, dan batu bara," ujar Meiki dalam workshop Encouraging the Society to Understand Climate Matters Through Science Journalism pada Selasa (17/05/2022).Â
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Kerangka Kerja Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) menjelaskan perubahan iklim sebagai sesuatu yang terjadi secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga mengubah komposisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada periode waktu yang dapat dilakukan perbandingan. Komposisi atmosfer global yang bersifat material, berupa Gas Rumah Kaca (GRK) yang terdiri dari Metana, Karbon Dioksida, Nitrogen, dan sebagainya.
Dampak yang terjadi akibat perubahan iklim sangat luas bagi kehidupan masyarakat. Meningkatnya  suhu bumi tidak hanya mempengaruhi kenaikan temperatur bumi, tetapi juga merubah pola iklim yang berpengaruh pada aspek-aspek pergeseran pada alam dan kehidupan masyarakat. Beberapa dampak negatif yang bisa dilihat secara nyata, seperti cuaca ekstrem, gagal panen, menimbulkan penyakit, kuantitatif dan kualitatif air menurun, kesehatan masyarakat dab, habitat hewan terganggu, dan ekosistem wilayah pesisir menurun.
"Permasalahan yang terjadi ketika aktivitas manusia mengakibatkan konsentrasi gas rumah mencapai angka yang signifikan, sehingga menyebabkan jumlah panas di atmosfer berpengaruh terhadap sistem iklim global. Hal itu mengakibatkan peningkatan temperatur rata-rata bumi atau dikenal dengan pemanasan global, sehingga terjadinya perubahan iklim atau perubahan yang terjadi pada beberapa variabel iklim suhu udara dan curah hujan," ujar Meiki.
Jika tidak ada upaya yang dilakukan dari sekarang secara sistematis dan terintegrasi dalam menciptakan kesadaran terhadap perubahan iklim dan pertimbangan pada lingkungan lokal maupun global, maka akibat yang dapat terjadi akan semakin besar dan luas sehingga mempengaruhi sistem yang akan dilakukan kedepannya. Tindakan yang dilakukan untuk menghadapi perubahan Iklim berupa peningkatan ketahanan sistem dalam masyarakat untuk mengurangi resiko bahaya perubahan iklim dilakukan melalui upaya adaptasi dan mitigasi.
Adaptasi merupakan tindakan penyesuaian sistem alam dan sosial untuk menghadapi dampak negatif dari perubahan iklim. Namun upaya tersebut akan sulit memberi manfaat secara efektif apabila laju perubahan iklim melebihi kemampuan beradaptasi. Oleh karena itu, adaptasi harus diimbangi dengan mitigasi, yaitu upaya mengurangi sumber maupun peningkatan untuk melakukan penerapan gas rumah kaca, supaya proses pembangunan tidak terhambat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H