Mohon tunggu...
Adelia Oktaviana Putri
Adelia Oktaviana Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Tertarik dengan bidang pendidikan, perkembangan teknologi, dan riset

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toleransi Bukan Hanya Kata, Tetapi Tindakan

2 Juli 2024   22:17 Diperbarui: 2 Juli 2024   22:21 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia merupakan makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan individu lainnya untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam interaksi tersebut, tentunya seorang indivisu akan bertemu kelompok individu lainnya yang berbeda dari berbagai aspek, termasuk agama. Indonesia sendiri dikenal sebagai negara yang majemuk. Ada banyak suku, budaya, ras, adat istiadat, agama, dan lainnya yang membuat semoboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang memiliki arti meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua ini lekat dengan bangsa Indonesia.

Di Indonesia, terdapat 6 agama yang diakui oleh negara, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu, dengan mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama Islam. Tentu saja hal ini terkadang menjadi pemicu konflik yang jika bertambah besar akan menjadi perpecahan dalam lingkungan masyarakat. Karena itu, dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan bangsa diperlukan sikap saling menghormati dan menghargai yang dikenal dengan nama Toleransi.

Toleransi antar umat beragama adalah cara agar kebebasan beragama terlindungi dengan baik bagi setiap individu. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat 2, dinyatakan bahwa "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan". Atas dasar ini, semua warga Indonesia berhak untuk memeluk dan menjalankan kewajiban terhadap agamanya masing-masing.

Toleransi umat beragama di Indonesia pada zaman sekarang sudah ada yang terlaksana dengan baik, contohnya ketika umat muslim akan melaksanakan sholat Idul Fitri pada hari minggu, pengurus gereja setempat akan mengonfirmasi terkait pelaksanaannya dan akan mengganti jadwal gereja dihari tersebut ke hari lainnya untuk menghormati hari besar agama islam. Namun, pelaksanaan toleransi yang tidak baik juga masih ada, seperti masih ada oknum yang menghina agama lain dari simbol agama, cara berpakaian, dan lainnya.

Karena itulah toleransi antar umat beragama tidak bisa hanya sebatas pemahaman dan perkataan saja, namun harus berbentuk perilaku. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menciptakan kerukunan beragama yaitu saling tenggang rasa dan menghargai, tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu, menghormati hari besar agama lain, tidak menghina dan menjelek-jelakkan agama lain, dan menumbuhkan kerukunan dan perdamaian antarumat beragama.

Dengan demikian, toleransi antar umat beragama dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan tercipta lingkungan yang rukun, damai, serta nyaman bagi seluruh umat beragama di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun