Mohon tunggu...
Adelia Novarin
Adelia Novarin Mohon Tunggu... Editor - Editor

Mencintai Kehidupan Dari Lekukan Pena yang Menghasilkan Cerita dan Cinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merenungkan Hari Perdamaian Internasional 2021, sari Perang sampai Ketimpangan Vaksinasi Covid-19

22 September 2021   11:08 Diperbarui: 22 September 2021   11:19 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: pexels.com

Hari Perdamaian Internasional pada 21 September 2021 lalu mengingatkan masyarakat dunia bahwa jalan perdamaian masih jauh. Perlu upaya dari semua pihak untuk menyingkirkan ego dan bersatu dalam upaya bersama menuju dunia yang lebih damai.

Pandemi Covid-19 awalnya diprediksi bisa mempersatukan dunia dalam agenda sama, yakni menuju pemulihan. Nyatanya, wabah ini tak cukup untuk merekatkan konflik, bahkan ketimpangan antar negara semakin mencolok. 

Sebelumnya pada 2020, Kepala Program Pangan PBB David Beasley telah membunyikan alarm pada pertemuan Majelis Umum PBB, yang membahas pandemi.

Dia memperingatkan bahwa sekitar 270 juta orang berbaris menuju kelaparan, bahkan di beberapa negara kelaparan sudah mulai terjadi. Beasley memprediksikan, tahun 2021 benar-benar akan menjadi bencana.

Lebih jauh, dia mengungkapkan, tahun 2021 menjadi tahun krisis kemanusiaan terburuk sejak awal pembentukan PBB. Bayangkan, akhir tahun 2020 jumlah orang yang mengalami malnutrisi melonjak 80%.

UNICEF pun memprediksikan di 118 negara berpenghasilan rendah dan menengah, sebanyak 1,2 juta anak di bawah usia lima tahun bisa meninggal dalam enam bulan ke depan. Hal ini bisa terjadi akibat minimnya akses perawatan medis selama pandemi.

Oleh karena itu, Hari Perdamaian Internasional tahun ini mengambil tema "Recovering better for an equitable and sustainable world" atau "Memulihkan dengan lebih baik menuju dunia yang adil dan berkelanjutan".

Majelis Umum PBB telah menyatakan hari itu sebagai hari yang didedikasikan untuk memperkuat cita-cita perdamaian, dengan menjalankan 24 jam non-kekerasan dan gencatan senjata.

Sejalan dengan seruan Sekretaris Jenderal untuk gencatan senjata global Maret lalu, pada Februari 2021 Dewan Keamanan dengan suara bulat mengeluarkan resolusi yang menyerukan Negara-negara Anggota untuk mendukung "jeda kemanusiaan berkelanjutan" untuk konflik lokal.

Gencatan senjata global harus terus dihormati, untuk memastikan orang-orang yang terjebak dalam konflik memiliki akses ke vaksinasi dan perawatan yang menyelamatkan jiwa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun