Penulis: Adelia Fitri Pradista Kurniasari
SURABAYA - Mahasiswa dari Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya melakukan pelatihan inovasi para petani di Desa Panjangrum, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dengan membuat scrub, tepung beras, dan arang briket dari padi dan limbah, Kamis (11/7/2024). Pelatihan ini merupakan salah satu program dari Pengabdian Masyarakat UNTAG Surabaya di Desa Pandanarum Mojokerto
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga kelestarian lingkungan, sebuah inovasi pelatihan pengelolaan limbah padi diluncurkan oleh kelompok KKN R25 sub kelompok 1. Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para petani dalam mengolah limbah padi menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi. Limbah padi, yang selama ini seringkali dianggap sebagai sampah, ternyata memiliki potensi besar untuk diolah menjadi berbagai produk bermanfaat seperti scrub, tepung beras, dan briket arang. Melalui pelatihan ini, para petani akan diajarkan cara mengolah padi, dan limbah padi  menjadi produk-produk tersebut.
[Bapak Agus selaku Kepala Dusun], seorang pertani yang terlibat dalam program ini, menyatakan bahwa inovasi ini tidak hanya akan meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga mengurangi dampak negatif limbah padi terhadap lingkungan. Â sederhana dan mudah diaplikasikan, petani dapat memanfaatkan limbah padi untuk berbagai keperluan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan mereka," ujarnya.
Pelatihan ini mencakup berbagai materi, mulai dari metode pengolahan yang efektif, hingga teknik pemasaran produk olahan. Selain itu, peserta juga akan mendapatkan bimbingan langsung. Para petani yang telah mengikuti pelatihan ini mengaku merasakan manfaat yang signifikan. Salah satu peserta, [Polo], Mengatakan, "Sebelumnya, kami hanya membuang limbah padi karena tidak tahu cara mengolahnya. Sekarang, kami bisa membuat , yang tentunya menghemat biaya dan memberikan penghasilan tambahan."
Program ini diharapkan dapat terus berkembang dan diadopsi oleh lebih banyak komunitas petani di seluruh Indonesia. Dengan demikian, limbah padi yang sebelumnya menjadi masalah dapat diubah menjadi sumber daya yang berharga, mendukung ketahanan pangan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H