Kata-kata itu menjadi pelita dalam hati Amir. Ia melanjutkan perjalanan dengan tekad baru, membawa pesan dari Sheikh Hasan: bahwa ilmu harus dicari dengan niat yang tulus, bukan sekadar demi keuntungan diri sendiri. Â
-Kembali dengan Harapan Baru-
Bertahun-tahun berlalu. Amir telah belajar banyak dari para pedagang besar, guru-guru hebat, dan pengalaman hidup di kota. Ia memahami strategi perdagangan, pentingnya kejujuran, dan bagaimana membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Â
Ketika akhirnya ia kembali ke desanya, Amir tidak hanya membawa pengetahuan, tetapi juga mimpi yang lebih besar. Ia mendirikan sebuah sekolah kecil di tengah desa, mengajarkan ilmu perdagangan dan nilai-nilai kehidupan kepada anak-anak muda. Â
"Ilmu itu harus dibagikan, bukan disimpan sendiri," katanya kepada murid-muridnya suatu hari. "Kalian tidak perlu menempuh perjalanan sejauh yang pernah aku lakukan. Ilmu itu sekarang ada di sini, tinggal kalian yang harus berusaha meraihnya." Â
Amir mengajarkan bahwa menuntut ilmu bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi perjalanan hati dan pikiran. Nasihat tentang menuntut ilmu, meskipun bukan hadis shahih, menjadi pengingat bagi banyak orang untuk tidak pernah berhenti belajar dan berbagi. Â
Di desanya, Amir menjadi inspirasi. Ia adalah bukti bahwa ilmu yang dicari dengan niat yang benar akan selalu membawa manfaat, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi banyak orang di sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H