Kuliah ? Wow..sepertinya kata-kata itu terdengar sangat keren sekali ketika kita masih duduk di bangku SMA. Menjadi anak kuliahan seperti menjadi kebanggan tersendiri bagi pelajar SMA. Kuliah adalah masa-masa dimana kita dituntut untuk berpikiran dan bersikap visioner, maju, dewasa, matang, mandiri, cekatan, tanggung jawab yang besar, cerdas. Hal-hal tersebut tentu saja tidak mungkin datang dengan sendirinya pada diri kita. Semuanya itu perlu pembiasaan dan pelatihan diri yang kuat.
Sebagai seseorang anak SMA yang baru menjadi mahasiswa, tentu saja perubahan hidup secara signifikan mulai terasa. Mulai dari jauhnya kita dari keluarga kita. Ketika kita harus merantau, jauh dari orang tua. Mengemban tugas untuk menggapai cita-cita, impian kita, kebahagiaan orang tua, semua itu sudah ada di pundak kita masing-masing.Dulu, ketika TK, SD, SMP, sampai SMA kita bisa dengan mudah mengeluhkan, menuntut, meminta semua hal pada papa mama kita. Kita bisa berlindung di dalam dekapan orang tua kita ketika kita takut atau sedang menghadapi masalah, baik dalam sekolah,pertemanan, ataupun masyarakat. Ketika kita kelelahan kita bisa mencurahkan atau melampiaskan semuanya kepada adik ataupun orang tua kita. Ketika dulu sering bersama menghabiskan waktu, rasa kebersamaan itu seperti kurang kita hargai, maknai, dan memiliki arti yang sangat spesial. Rasa saling mengasihi pun tidak begitudipedulikan. Rutinitas kegiatan selalu jadi yang utama. Waktu makan bersama yang hilang pun tidak dipedulikan
Namun, ketika menjadi seoarang anak kuliah yang merantau dan harus jauh dari orang tua, dimana kita harus kost di suatu tempat yang benar-benar asing bagi kita. Pada saat inilah kita seperti memulai kehidupan kecil kita. Sesi kehidupan ini bisa diumpamakan seperti anak buaya yang dilepas sendiri untuk mencari mangsa atau makanan serta bertahan dari segala rintangan hidup. Mau jadi apa nasib si anak buaya tersebut tergantung dari ketangguhan dan daya juang si anak buaya itu sendiri. Begitu juga halnya dengan kita para mahasiswa yang menjalani kehidupan sebagai anak kos. Disinilah awal bagi kita untuk mencoba atau menghadapi dunia secara utuh dan sebenarnya. Kita dituntut untuk dapat bertindak, menimbang, memutuskan, bertanggung jawab terhadap suatu hal sendiri. Disinilah tingkat kematangan serta kedewasaan kita akan terlihat dan tertantang.
Apakah kita harus dewasa dan matang sebelumnya baru bisa hidup terpisah dari orang tua ? Hidup merantau dari orang tua ? Tentu tidak. Seseorang yang yang manja dan belum mandiri pun bisa kok untuk melakukan hal tersebut. Jangan dianggap anak yang manja dan belum mandiri tersebut lemah. *Jadi semangat ya buat para “anak mami” yang baru lepas ke dunia bebas J. Saya juga adalah salah seorang yangbisa dibilang “anak mami”. Nyatanya saya justru bisa berkembang dan mengerti kehidupan lebih baik. Memang pada awalnya akan terasa takut dan berat untuk menjalani perubahan kehidupan kita. Membayangkannya saja sudah ngeri. Pasti timbul kepesimisan kita Apakah saya sanggup melakukan ini ? Sanggupkah saya bertahan tanpa peran dan bantuan orang tua disetiap keseharian kita ?Maka jawablah SANGGUP. Karena dengan kita berpikiran positif, akan menularkan energy positif pada diri kita. “you are what you think”
Dengan sendirinya, secara alami kedewasaan dan kematangan dalam berpikir, bertindak, serta bersikap itu akan timbul seiring dengan berbagai hal dan problem yang kita hadapi sendiri. Ketika sudah kos dan jauh dari orang tua, kita tidak bisa bergantung terus dengan bantuan orang tua. Mulai dari membereskan kamar, tidak ada lagi yang akan membereskannya kecuali kita sendiri. Ketika bangun, kita harus bisa bangun sendiri dan mengatur jam tidur kita sendiri.tidak ada lagi suara omelan dari mama yang selalu menggema menyruruh kita istirahat, makan, mandi, dll. Tidak ada lagi yang memasakan makanan untuk kita, jika dirumah kita bisa melihat dan tersaji makanan terus sehingga bisa makan kapanpun, tidak bila kita kos. Kita harus memanajemen waktu untuk mencari makan sendiri. Pergi sendiri ke luar untuk makan, dan ini akan terasa berat jika anak tersebut jarang bepergian sendiri selain dengan orang tua. Kesendirian yang terjadi di kamar kos akan lebih membuat kita menghargai betapa pentingnya suatu kebersamaan untuk berkumpul bersama papa, mama, saudara. Menghargai cinta, kasih, dan sesama. Di saat inilah kita dituntut untuk lebih sensitive dan peka terhadap keadaan sekitar. Di saat ini pulalah kita akan lebih menghargai suatu kerja keras dan jerih payah orang tua kita untuk bekerja dan menafkahi kita. Kita akan lebih bisa menghargai uang dan menghematnya, karena ketika kos kita harus bisa mengatur pengeluaran kita. Kita tidak bisa seenaknya menggunakan uang tersebut sesuai keinginan kita. Kita harus bisa mengendalikan keinginan kita.
Contoh hal-hal tersebutlah yang membuat kita lebih mengharagi hidup, hidup adalah perjuangan, dan semuanya itu membuat kita lebih mengerti tentang arti kehidupan, disitulah kedewasan dan kematangan akan mulai tumbuh pada diri kita. Sebagai orang tua, sebaiknya tetaplah melakukan komunikasi tiap hari dengan putra-putrinya yang kost, walaupun dalam intensitas yang minimal. Sedtidaknya sang putra dan putri mereka tetap merasa terjaga dan diperhatikan untuk menghindari tindak penyimpangan.
oleh : Ade Rahmah Yulia
mahasiswi PSIK UNDIP
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H