Apa itu Gangguan Kepribadian Narsistik?
   Gangguan Kepribadian Narsistik atau NPD merupakan suatu kondisi mental yang ditandai oleh pola perilaku yang kuat untuk memperoleh pengakuan, keunggulan, pengagum dari orang lain, dan sering kali disertai dengan kurangnya empati terhadap perasaan orang lain. Â
  Di Indonesia sendiri angka prevalensi gangguan kepribadian narsistik mungkin tampak lebih rendah dari kondisi sebenarnya. Salah satu penyebabnya adalah karena Masyarakat jaraang memperhatikan kondisi mental individu. Sehingga masih ada Masyarakat yang meremehkan akan suatu gejala tertentu yang di mana kondisi tersebut bisa saja mengarah kepada suatu gangguan.
Â
Lalu apa saja sih gejala gangguan kepribadian narsistik ini?Â
Menurut DSM-5 ada 9 gejala gangguan kepribadian narsistik, yaitu sebagai berikut:
- Memiliki rasa mementingkan diri sendiri yang berlebihan (misalnya, melebih lebihkan prestasi dan bakat, mengharapkan untuk diakui sebagai yang unggul tanpa prestasi yang sepadan).
- Disibukkan dengan fantasi kesuksesan, kekuasaan, kecemerlangan, keindahan, atau cinta ideal yang tak terbatas.
- Meyakini bahwa dirinya "istimewa" dan unik serta hanya dapat dipahami oleh, atau sebaiknya diasosiasikan dengan, orang (atau lembaga) yang istimewa atau berstatus tinggi.
- Memerlukan kekaguman yang berlebihan. Yakni butuh akan validasi dan pujian yang berlebihan dari orang lain secara terus menerus.
- Memiliki rasa berhak (yaitu, ekspektas yang tidak masuk akal atas perlakuan khusus yang menguntungkan atau kepatuhan otomatis terhadap ekspektasinya).
- Eksploitatif secara interpersonal (yaitu memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuannya sendiri).
- Kurangnya empati tidak mau mengenali atau mengidentifikas perasaan dan kebutuhan orang lain.
- Sering merasa iri terhadap orang lain atau meyakini bahwa orang lain iri terhadap dirinya.
- Menunjukkan tingkah laku atau sikap yang sombong dan angkuh.
Lalu bagaimana penyebab gangguan ini terjadi?Â
   Menurut beberapa penelitian, penyebab pasti dari gangguan kepribadian narsistik ini belum sepenuhnya diketahui atau belum jelas, tetapi kemungkinan berasal dari kombinasi beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti:
- Faktor genetik. Kemungkinan adanya keturunan dari orang tua yang memiliki gangguan kepribadian atau kondisi neurotik juga bisa menjadi faktor risiko.
- Faktor lingkungan. Cara pengasuhan dan dinamika keluarga. Sebagai contoh, seseorang yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak mendukung atau orangtua yang terlalu memanjakan atau memiliki harapan yang tidak realistis terhadap anaknya, bisa memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan gangguan kepribadian narsistik.
- Faktor biologi dan neurologi. Perbedaan dalam struktur atau fungsi otak orang dengan gangguan kepribadian narsistik, meskipun temuan ini belum bisa dijelaskan sepenuhnya. Faktor hormonal dan sistem neurotransmiter juga bisa mempengaruhi predisposisi seseorang terhadap gangguan kepribadian narsistik.
- Faktor psikososial. Pola hubungan keluarga yang patogenik dan pengalaman hidup yang traumatis atau peristiwa yang menyebabkan stres emosional. Selain itu, perasaan tidak aman, ketidakmampuan untuk mengatasi emosi, dan kurangnya empati juga dapat berkontribusi pada perkembangan NPD.
- Faktor sosiokultural. Budaya dan norma sosial yang menekankan individualisme, pencitraan, dan kesuksesan pribadi yang bisa mempengaruhi perkembangan perilaku narsistik.
Dampak apa saja yang akan terjadi?
  Berikut dampak-dampak lain yang dirasakan oleh individu gangguan narsistik:
- Hubungan yang bermasalah: yaitu mereka seringkali sulit memahami dan berempati dengan orang lain, sehingga hubungan sosial menjadi bermasalah.
- Kurangnya kemampuan menerima kritik: yaitu mereka cenderung merasa lebih unggul dari orang lain dan sulit menerima kritik.
- Masalah dalam karir: yaitu mereka merasa lebih berharga dan penting daripada orang lain, sehingga mereka cenderung mengambil risiko yang lebih besar dalam karir mereka. Namun, perilaku ini dapat menyebabkan masalah dalam karir mereka
- Lebih rawan terhadap perlindungan zat terlarang: yaitu mereka cenderung mencari cara untuk meningkatkan harga diri mereka, salah satu caranya dengan menggunakan zat terlarang.