Mohon tunggu...
Adelia Almas
Adelia Almas Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Anak untuk Budaya Indonesia

2 Januari 2017   22:05 Diperbarui: 2 Januari 2017   22:25 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Zaman semakin lama akan semakin merubah segala hal, baik maupun buruk hasilnya semua pasti akan berubah seiring berputarnya waktu. Yang tradisional berubah modern dan yang kuno akan ditinggal. Hal tersebut merupakan hal lumrah yang terjadi di dunia dan akan selalu seperti itu untuk memenuhi kebutuhan manusia yang selalu mempunyai keinginan yang tiada batasnya. Tapi entah disadari maupun tidak, perubahan-perubahan tersebut tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja.

 Ya, tentu anak-anak juga terkena imbas dari perubahan itu, contoh saja perubahan gaya hidup dan pola pikir. Anak-anak yang seharusnya bermain dengan permainan yang beredukasi dan hidupnya dipenuhi dengan pembelajaran yang positif kian lama kian berubah. Kini mereka mengerti dunia orang dewasa, seolah-olah mereka pantas juga untuk masuk dalam dunia seperti itu. Mulai dari gadget, fashion, gaya hidup, dan lain-lain, terlihat memang terdapat banyak perbedaan antara anak-anak zaman sekarang dibandingkan dengan anak-anak pada waktu tahun 90-an kebawah.

Akan tetapi malah banyak orang-orang, khususnya orangtua anak-anak zaman sekarang yang bangga jika anaknya mengikuti perubahan masa kini. Memang, tidak salah membiarkan anak mengikuti perkembangan zaman sekarang. Namun harus ada rem yang mengawasi mereka agar tidak terlalu terlena dengan perubahan yang ada. Karena jika hal itu dibiarkan, mereka tidak akan peduli lagi dengan budaya yang dijunjung tinggi, tidak akan mengenal nilai-nilai yang terkandung dalam budaya karena terlalu bangga dengan hal lain yang menurut mereka lebih baik untuk dijalani. 

Anak merupakan penerus bangsa, yang semestinya harus ditanamkan jiwa nasionalisme dan diajarkan budaya-budaya yang sudah diturunkan dari orang-orang terdahulunya, seharusnya para orang dewasa memberitahu mereka bahwa budaya yang ada itu merupakan titipan dan kelak para anak-analah yang menjaganya untuk diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya. 

Oleh sebab itu, jangan memperlihatkan kebanggan yang besar terhadap anak jika ia mampu mengikuti gaya-gaya modern yang sedang berkembang di zaman sekarang, tapi perlihatkanlah rasa bangga yang amat sangat kepada anak jika ia mulai mampu belajar dan menggali tentang apa saja budaya yang dimiliki oleh negaranya agar anak berpikir bahwa yang ia lakukan itu benar dan mampu membuat orang lain senang. Melalui hal-hal kecil tersebut akan tumbuhlah rasa cinta terhadap budaya yang terdapat dalam diri anak-anak, yang merupakan pewaris budaya Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun