Mohon tunggu...
Adelia Agustina
Adelia Agustina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"AIR NAVARA" Menyuburkan Ekonomi, Merajut Sosial, dan Merawat Budaya Masyarakat Sekitar

11 Desember 2024   14:32 Diperbarui: 11 Desember 2024   14:32 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata Navara Waterpark

Wisata Navara Waterpark merupakan destinasi wisata air yang bertempat di Desa Pengarang, Kecamatan Jambesari Darus Sholah, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Navara Waterpark merupakan salah satu destinasi wisata baru di Bondowoso yang memiliki reputasi baik sehingga banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan lokal maupun asing. Banyak wisatawan yang datang untuk melakukan rekreasi dan menjadikan tempat ini sebagai sarana edukasi dan menemukan inspirasi. Navara Waterpark memiliki fasilitas yang lengkap mulai dari kolam renang, wahana permainan, kantin, kamar mandi, musala, dan tempat parkir yang masing-masing dibuat dan disesuaikan dengan kebutuhan. Wisata Navara Waterpark tentunya tidak hanya menjadi tempat untuk rekreasi namun juga menjadi tempat yang membawa dampak signifikan bagi kehidupan masyarakat sekitar.

Pengembangan terhadap Navara Waterpark perlu dilakukan secara berkelanjutan, seperti  meningkatkan kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan yang baik akan meningkatkan kepuasan wisatawan dan mendorong mereka untuk berkunjung kembali (Fadilla, 2024). Pengembangan melalui peningkatan pelayanan ini tentunya membutuhkan tenaga kerja. Terbukanya lapangan pekerjaan di Navara Waterpark, seperti menjadi petugas tiket, keamanan, kebersihan, penjaga kantin, wahana permainan, dan juga tukang parkir membawa dampak nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Banyaknya masyarakat sekitar yang menjadi pekerja di tempat wisata tersebut dapat membuktikan relevansi dari sebuah konsep ekonomi yaitu permintaan akan tenaga kerja yang tinggi mampu mengurangi angka pengangguran. Selain itu, wisata Navara Waterpark juga memberi peluang bagi usaha kecil, seperti pedagang makanan, mainan, dan warung makan untuk berjualan di area wisata tersebut.

Meningkatnya perekonomian masyarakat sekitar berkat terbukanya lapangan pekerjaan dan peluang usaha menyebabkan beberapa pekerja mengalami peningkatan status sosial. Hal ini menujukkan adanya konsep mobilitas sosial vertikal ke atas, yang berarti seseorang mampu berpindah ke kelas ekonomi yang lebih baik dan dapat memenuhi kebutuhan, seperti mampu membiayai pendidikan anak-anaknya. Selain itu, wisata Navara Waterpark juga turut mengubah dinamika interaksi antarwarga. Wisatawan yang berkunjung ke Navara Waterpark tentunya  berasal dari berbagai daerah dan mempunyai latar belakang budaya yang beraneka ragam. Kehadiran wisatawan ini dapat membuat masyakarat sekitar lebih terbuka terhadap interaksi sosial baru. Interaksi tersebut memungkinkan seseorang atau lebih untuk saling tukar pengalaman, pemikiran, dan pengetahuan. Dengan demikian, hal tersebut akan membawa perubahan yang tidak dapat dipungkiri akan terjadi. Hal ini dijelaskan oleh George Herbert Mead (dalam Siregar, 2016) melalui teori interaksionisme simbolik yang menyatakan bahwa interaksi dapat membentuk makna dan pemahaman baru dalam kehidupan sosial.

Dari perspektif budaya, interaksi antara masyarakat lokal dan wisatawan memicu perubahan dalam tradisi setempat. Pengaruh budaya modern, seperti cara berpakaian, kebiasaan hidup, dan penggunaan bahasa perlahan-lahan mulai tejadi. Kondisi ini dikenal sebagai akulturasi budaya, yaitu proses sosial yang terjadi ketika sekelompok orang dengan budaya tertentu dihadapkan pada unsur-unsur budaya asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur budaya asing tersebut lambat laun diterima dan diolah menjadi budaya mereka sendiri tanpa mengakibatkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri (Koentjaraningrat dalam Ayuna, 2023).

Meskipun dampak ekonomi, sosial, dan budaya dari Navara Waterpark sangat positif, beberapa tantangan tetap perlu diperhatikan. Permasalahan lingkungan, seperti pencemaran akibat sampah wisatawan, perlu ditangani dengan menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan. Selain itu, pemerintah harus memastikan manfaat ekonomi dari pariwisata dirasakan merata oleh seluruh lapisan masyarakat agar tidak terjadi ketimpangan. Selain itu, dalam rangka mendukung pelestarian budaya lokal, masyarakat juga dapat memanfaatkan peluang usaha budaya sebagai ladang perekonomian, seperti membuat cendramata, souvenir, dan oleh-oleh makanan yang mencerminkan budaya dan tradisi yang ada. Dengan demikian, Navara Waterpark bukan hanya sekadar tempat wisata air, melainkan motor penggerak perubahan di masyarakat sekitar. Dengan pengelolaan yang baik dan sinergi antara pemerintah, pengelola wisata, dan masyarakat, dampak positif dari sektor pariwisata dapat dimaksimalkan. Kehadirannya tidak hanya menyuburkan ekonomi, tetapi juga membentuk interaksi sosial dan mempertahankan kekayaan budaya lokal agar tetap lestari di era modernisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ayuna, N. E. (2023). Peran Komunikasi dalam Proses Akulturasi Sistem Sosial Lokal. Technomedia Journal, 8(1), 35-51.

Fadilla, H. (2024). Pengembangan Sektor Pariwisata untuk Meningkatkan Pendapatan Daerah di Indonesia. Journal Of Business, Economics, and Finance, 2(1), 36-43.

Radiawan, H., Purna, M. I. (1991). Dampak Pariwisata Terhadap Masyarakat Sekitarnya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Siregar, N. S. S. (2012). Kajian tentang Interaksionisme Simbolik. Perspektif, 1(2), 100-110.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun