Mohon tunggu...
Adelia
Adelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Ekonomi Syariah IPB University

Konten Creator

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inflasi dalam Persfektif Ekonomi Islam: Prinsip dan Solusi

10 Maret 2024   23:59 Diperbarui: 11 Maret 2024   00:00 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Liputan6.com

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi ( BI ).  Dalam pandangan Ekonomi islam pengertian inflasi sama-sama  kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu, namun yang di highlight adalah mengenai orang fakir dan miskin dimana mereka yang sebelum inflasi saja kesulitan mengkonsumsi suatu barang dan jasa, Apalagi ketika terjadi inflasi. Al-Maqrizi juga berpendapat bahwa peristiwa inflasi merupakan sebuah fenomena alam yang menimpa kehidupan masyarakat di dunia sejak masa dahulu hingga sekarang, dengan mengemukakan berbagai fakta bencana kelaparan yang pernah terjadi di Mesir. 

Inflasi terjadi karena tekanan dari sisi penawaran atau peningkatan biaya produksi yang mana dipengaruhi oleh adanya Depresiasi nilai tukar: Jika mata uang suatu negara mengalami depresiasi terhadap mata uang asing, harga impor akan naik, sehingga meningkatkan biaya produksi dan akhirnya mendorong inflasi. Selain itu inflasi juga disebabkan oleh Dampak inflasi luar negeri: Inflasi di negara mitra dagang atau di pasar global dapat berdampak pada harga-harga impor, yang dapat meningkatkan biaya produksi di dalam negeri. Peningkatan harga komoditas yang diatur Pemerintah yang mana Jika Pemerintah mengatur harga komoditas yang penting, kenaikan harga tersebut dapat menyebabkan peningkatan biaya produksi secara umum, dan penyebab inflasi yang terakhir yaitu adanya Negative supply shocks yang mana disebabkan oleh Bencana alam atau gangguan dalam distribusi barang dan jasa dapat mengurangi penawaran, yang berpotensi menyebabkan kenaikan harga. Selain dari segi itu, inflasi juga disebabkan karena adanya kelangkaan terhadap suatu barang tetapi permintaan terhadap barang tersebut terus meningkat, dan adanya  Ekspektasi inflasi yang mana faktor ini dipengaruhi oleh persepsi dan harapan masyarakat serta pelaku ekonomi terhadap tingkat inflasi di masa depan. Faktor ini dapat mempengaruhi keputusan konsumen, investor, dan pelaku ekonomi lainnya. 

Sedangkan dalam sisi Ekonomi Islam, Inflasi disebabkan oleh 2 faktor, yang pertama yaitu faktor alamiah yang mana disebabkan karena bencana alam yang mempengaruhi gagal panen berbagai bahan makanan dan hasil bumi lainnya sehingga persediaan barang-barang tersebut mengalami penurunan yang sangat drastis dan terjadi kelangkaan dan harga meningkat melambung tinggi. Faktor yang kedua yaitu Human error inflation yang mana inflasi yang terjadi ini dikarenakan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia seperti Korupsi dan administrasi yang buruk, Pajak yang berlebihan dan Pencetakan uang untuk menarik keuntungan. 

Dalam Ekonomi Islam terdapat 3 cara penyembuhan inflasi. Yang pertama kebiakan pemerintah dengan mendiamkan saja, Karena nantinya ketika harga naik maka akan menyebabkan kurva agregat Demand turun, sehingga menyebabkan konsumsi masyarakat turun dan harga akan turun dengan sendirinya. Lalu yang kedua yaitu dengan menggunakan dana cadangan yang tersimpan di baitul-mal ( dana hasil dari pajak dan zakat ), yang mana dana cadangan tersebut bisa dimanipulasi sedemikian rupa sehingga bisa menjamin stabilitas ekonomi, dengan memberikan bantuan kepada masyarakat fakir miskin supaya mereka tetap bisa mengkonsumsi sehingga konsumsi stabil dan menyebabkan Agregat demand  tetap terjaga sehingga aktivitas ekonomi tetap bisa berjalan. Lalu faktor yang terakhir yaitu dengan memperbaiki perilaku masyarakat, karena sesungguhnya stabilitas nilai mata uang tidak didasarkan kepada zat mata uang, melainkan dengan perbaikan perilaku ekonomi manusia yang berada di sekitar mata uang tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun