Pada usia pra-sekolah, anak-anak sedang berada dalam masa keemasan atau yang biasa disebut dengan golden age. Pada masa ini berbagai aspek perkembangan anak, seperti nilai agama & moral, nilai pancasila, fisik motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional (Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2022) sedang mengalami masa perkembangan yang sangat cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Dalam proses pertumbuhan  dan perkembangan, gizi adalah komponen yang harus ada dan keberadaannya sangat diperlukan oleh tubuh.
Oleh karena itu, pengetahuan dan keterampilan yang memadai harus dimiliki orang tua dalam upaya pemenuhan gizi anak. Orang tua harus mampu dan terampil dalam membentuk pola makan anak, menciptakan dan menyajikan makanan dalam situasi yang menarik agar gizi yang anak butuhkan tercukupi. Namun, tidak semua orang tua memiliki kesadaran dan keterampilan dalam upaya pemenuhan gizi anak. Oleh karena itu, hadirlah Posyandu yang membantu orang tua dalam upaya pemenuhan gizi anak usia dini.
Posyandu atau Pos Layanan Terpadu merupakan salah satu bentuk UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat), yang artinya posyandu dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat sendiri untuk melakukan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar dari petugas kesehatan bersama kadernya secara lengkap. Pelaksanaan program posyandu ini memiliki pengaruh dan perubahan sosial yang sangat besar. Perubahan sosial tersebut berupa perubahan cara pandang masyarakat mengenai kesehatan, terutama kesehatan ibu dan anak, pemantauan tumbuh kembang anak, deteksi penyakit sejak dini, dan masih banyak keuntungan lain yang menimbulkan perubahan cara pandang masyarakat terhadap kesehatan.
Namun, sampai sekarang tidak sedikit orang tua yang menganggap remeh keberadaan posyandu. Terutama ketika anak mereka sudah mulai memasuki usia sekolah TK atau prasekolah (usia 3-5 Tahun) mereka berpikir, anak pada usia prasekolah tidak lagi membutuhkan posyandu karena dianggap sudah cukup besar. Padahal, anak tetap membutuhkan perhatian lebih dalam pemenuhan gizinya agar perkembangan mereka tidak terhambat. Oleh karena itu, melalui observasi yang kami lakukan di Posyandu Semar yang berlokasi di Desa Sidomuncul, Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Serang, Kota Serang, kami dapat mengetahui betapa pentingnya posyandu sebagai jembatan antara tenaga kesehatan dengan orang tua dalam upaya pemenuhan gizi anak.
Sinkronisasi antara tenaga kesehatan dengan orang tua sangatlah penting dalam upaya pemenuhan gizi anak. Karena, sampai sekarang banyak orang tua yang masih membutuhkan arahan dan edukasi lebih terkait upaya pemenuhan gizi anak mereka. Banyak orang tua yang belum tau harus melakukan apa dan bagaimana agar gizi yang anak butuhkan terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu, posyandu hadir untuk melakukan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Setiap Posyandu pasti membutuhkan tenaga kesehatan karena tanpanya posyandu tidak dapat berjalan, begitu pula dengan posyandu Semar. Tenaga kesehatan yang merupakan orang luar, tentunya belum memiliki kedekatan terhadap masyarakat sekitar. Oleh karena itu, mereka membutuhkan peran kader posyandu untuk mengetahui karakter warga sekitar dan sebagai jembatan penghubung kepada warga sekitar agar kegiatan posyandu dapat dilaksanakan dengan baik, dan diminati warga.
"Kita sebagai kader Posyandu yang dekat dengan masyarakat, dan ujung tombaknya masyarakat yang memberikan arahan kepada Ibu Bidan. Kadang kita juga ikut campur, alhamdulillah ketika ibu mengumumkan ada posyandu banyak aja yang dateng" Ucap Ibu M selaku kader pada Posyandu Semar ketika di wawancarai pada Minggu, 9 April 2023.
Kader sendiri adalah tenaga yang berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakat, dan bekerjasama dengan masyarakat secara sukarela. Kader posyandu memiliki peran yang sangat besar dalam menyelenggarakan, karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
Dalam upaya pemenuhan gizi anak, tenaga kesehatan pada Posyandu Sidomuncul sering melakukan sosialisasi terhadap masyarakat terkait upaya pemenuhan gizi. Terkadang, ada beberapa masyarakat yang kurang mengerti atau ingin tahu lebih, namun sungkan menanyakannya langsung kepada tenaga kesehatan. Oleh karena itu, mereka membutuhkan peran kader posyandu untuk menjawab dan memberikan arahan sesuai dengan apa yang tenaga kesehatan katakan.Â
" Ada yang mengerti, ada yang tidak mengerti, kadang ada yang bertanya langsung ke Ibu kesini kerumah, karena sebagai kader mungkin. Bu, tadi Bu Bidan ngomong apa?" Ucap Ibu Murti selaku kader pada posyandu Semar.
Salah satu upaya pemenuhan gizi anak usia prasekolah lainnya, adalah pembagian Vitamin A dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak. Kader dan tenaga kesehatan akan berkeliling dari rumah ke rumah setiap warga untuk melakukan pembagian Vitamin A dan mendata pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal itu harus dilakukan, karena melalui kegiatan tersebut mereka dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak dibawa oleh orang tuanya dalam menghadiri posyandu rutin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H