Pengertian dan Konsep Dasar Basis Data
Basis data, atau yang lebih dikenal dengan istilah database, berasal dari dua kata: basis dan data. Data adalah catatan atas kumpulan fakta yang mewakili suatu objek, biasanya bersifat mentah dan tanpa konteks. Sedangkan basis berarti tempat berkumpulnya objek atau representasi objek (Jayanti & Sumiari, 2018). Dalam sistem komputer, basis data didefinisikan sebagai kumpulan data yang terorganisir dan terstruktur, terdiri dari beberapa tabel yang terhubung dengan relasi tertentu. Tujuannya adalah untuk menyimpan, mengelola, dan mengakses data secara efisien (Connolly & Begg, 2014).
Basis data diibaratkan sebagai media penyimpanan data permanen, yang bisa terdiri dari record dan digunakan oleh berbagai aplikasi (Zaini, 2010). Menurut Jayanti dan Sumiari (2018), basis data merupakan kumpulan data yang terintegrasi dan terorganisasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam suatu organisasi.Â
Data dalam basis data dapat disusun dalam bentuk tabel-tabel yang saling berkaitan atau berdiri sendiri, disimpan secara bersama-sama pada media tertentu (Safitri, 2020). Pengolahan data tersebut biasanya dilakukan melalui perangkat lunak manajemen basis data (DBMS), yang memudahkan pengguna untuk mengakses dan mengelola data (Safitri, 2020).
Sejarah dan Perkembangan Basis Data dalam Dunia Bisnis
Menurut Gunawan et al. (2023), sejarah penggunaan basis data dalam dunia bisnis dimulai sejak era komputer awal, ketika kartu punch digunakan untuk input, output, dan penyimpanan data. Pada 1960-an, komputer mulai lebih terjangkau, dan perusahaan-perusahaan mulai memindahkan sistem penyimpanan mereka dari manual ke digital. Pada dekade ini, model basis data jaringan dan hierarkis menjadi populer.
Perkembangan signifikan dalam basis data dimulai pada 1970-an dengan diperkenalkannya model relasional oleh E.F. Codd dari IBM. Model ini didasarkan pada teori himpunan matematika, memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi dan memudahkan pengelolaan data dalam jumlah besar. Di tahun 1980-an, model basis data berorientasi objek muncul, memungkinkan penyimpanan data yang lebih kompleks, seperti gambar dan video.
Pada dekade 1990-an, seiring meningkatnya penggunaan internet dan munculnya e-commerce, basis data menjadi esensial dalam menyimpan informasi pelanggan dan transaksi. Saat ini, dengan munculnya teknologi NoSQL, basis data semakin berkembang untuk menangani data dalam jumlah besar yang tidak terstruktur, memenuhi kebutuhan bisnis digital modern.
Awal Mula dan Evolusi Penggunaan Basis Data dalam E-Commerce
Menurut Nugroho (2023), e-commerce atau perdagangan elektronik, mengacu pada proses pembelian dan penjualan produk atau layanan melalui internet. Basis data menjadi tulang punggung utama dalam memfasilitasi transaksi yang cepat, aman, dan efisien. Evolusi penggunaan basis data dalam e-commerce dimulai sejak 1970-an dan 1980-an dengan Electronic Data Interchange (EDI), yang memungkinkan bisnis bertukar dokumen secara elektronik.
Pada 1990-an, dengan munculnya World Wide Web dan teknologi enkripsi SSL, e-commerce berkembang pesat dengan pendirian toko online besar seperti Amazon dan eBay. Pada era ini, basis data digunakan untuk menyimpan data transaksi pelanggan secara lebih efisien (Gomes, 2023).