Mohon tunggu...
Adel Kalibar
Adel Kalibar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Penyair

Menulis Membentuk Keabadian - Hidupmu adalah bait puisimu https://adelbertus88.wordpress.com/ https://www.kompasiana.com/adelbertus

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pahlawan Medis, Covid-19

6 April 2020   18:18 Diperbarui: 6 April 2020   18:16 18431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Para tenaga medis, dokter, suster, dan

Seluruh tenaga kesehatan lainnya

Kalianlah mentari kehidupan

Dan senja keindahan dalam kehidupan.

Tetaplah tersenyum dan bungkuslah

Tubuh kalian dengan rapi dan aman

Janganlah duduk di sudut-sudut lorong

Kemudian tangan kalian memeluk

Kedua lutut yang sudah mulai lelah itu.

Jika kalian lelah, beristirahatlah

Namun jangan pernah berhenti.

Karena pekerjaan belum selesai.

Karena tugas Negara belum selesai

Karena hidup tak pernah selesai.

Jika kalian lelah, ingatlah berapa banyak

Jenis orang yang telah kalian sembuhkan.

Jika kalian ingin berhenti, ingatlah

Negara masih membutuhkan kalian.

Jika kalian ingin selesai, ingatlah

Bencana negeri ini belum berakhir .

Jika kalian menangis, ingatlah

Akan air mata dan hujan yang tumpah

Bersama di jalan-jalan raya, di rumah-rumah

Dan di kota-kota, bahkan kampung-kampung.

Doa-doa terus menghujani langkah kaki dan

Pergerakan tangan kalian. Begitu juga dengan

Keselamat dan kesehatan kalian. Agar kalian tetap

Tegar dan air mata hanya sebatas kata-kata dan kiasan.

Ada air mata paling amin

Menunggu di rumah tak berhenti

Isak tagis menyelimuti pagi dan malam.

Berjuang melawan maut bagi banyak

Jenis orang yang tak berdaya dan tak punya daya.

Di antara hidupmu dan deru maut tak terlihat

Jarang jauh, bahkan hanya sebatas telunjuk

Mungkin bahkan sangat dekat dan melekat.

Sebagai pelukan paling amin, ada isak tagis

Yang menguatkan agar kalian tampil lebih kuat.

Kami berada dekat, bahkan sangat dekat

Dengan nadimu sambil bersua dan air mata

Memeluk, memuja kesedihan kalian yang

Berada di pucuk maut.

Adelbertus,

April 2020

"Puisi ini saya persembahkan kepada seluruh tim medis

Dan para dokter dalam menangani korban Covid-19"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun