Uang adalah salah satu faktor terpenting dalam hal akses ke pendidikan yang berkualitas. Anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah menghadapi banyak tantangan. Kesenjangan pendapatan ini, ditambah dengan kurangnya akses terhadap pendidikan, seragam, dan layanan kesehatan, serta sekolah di dekatnya, memperkuat lingkaran setan kemiskinan. Akibatnya, anak-anak yang kurang beruntung cenderung tidak menyelesaikan pendidikan mereka atau memperoleh keterampilan yang dibutuhkan untuk mobilitas ekonomi. Upaya untuk mengatasi masalah ini sering kali tidak berhasil, karena kemiskinan sistemik melemahkan efektivitas reformasi pendidikan.
3. Secara global
Lokasi geografis meningkatkan keberagaman lembaga pendidikan. Hal ini khususnya berlaku di daerah pedesaan dan miskin, seperti yang masih terjadi di tempat lain, misalnya di Afrika sub-Sahara. Hal ini terjadi meskipun ada perbaikan di bidang-bidang seperti listrik, pendidikan, dan sanitasi di banyak negara sub-Sahara. Lebih dari 33% sekolah dasar telah diamankan. Ketidakcukupan ini berdampak langsung pada penggunaan alat dan metode pembelajaran baru, seperti alat digital dan alat pembelajaran multimedia.
4. Kurangnya literasi digital
Aspek penting lain dari proses pembelajaran adalah transformasi digital. Meskipun penetrasi internet meningkat di seluruh dunia, banyak anak muda dan orang dewasa di negara-negara yang beragam ini tidak memiliki keterampilan digital yang dibutuhkan untuk menggunakan teknologi ini secara efektif. Tanpa pelatihan yang memadai tentang cara menggunakan perangkat digital untuk belajar dan bekerja, individu tidak dapat berpartisipasi penuh dalam ekonomi saat ini. Artikel ini membahas kesenjangan pembangunan yang kritis dan menyoroti pentingnya program literasi digital. Ini adalah bagian dari upaya pendidikan yang lebih besar.
Pendidikan memegang peranan penting, karena tidak hanya berkontribusi pada peningkatan taraf hidup individu, tetapi juga pada pembangunan ekonomi dan sosial dalam skala global. Rendahnya tingkat pendidikan, terutama di negara-negara berkembang, memperburuk masalah ketimpangan dan kesenjangan ekonomi. Meskipun mengalami kemajuan yang signifikan, negara-negara berkembang masih menghadapi tantangan signifikan terkait gender, status sosial ekonomi, teritorialitas, dan literasi digital.
Alasan utama terjadinya ketimpangan pendidikan di negara-negara maju adalah ketimpangan gender, di mana perempuan masih menghadapi tantangan signifikan dalam mengakses pendidikan, dan kendala keuangan, yang mencegah anak-anak dari keluarga miskin mengakses pendidikan yang bermutu. Selain itu, lokasi geografis yang terpencil dan kurangnya literasi digital menghambat penyediaan pendidikan bermutu di mana-mana, terutama di daerah pedesaan dan di negara-negara seperti Afrika sub-Sahara.
Untuk mengatasi masalah ketimpangan pendidikan ini, pemerintah perlu mengembangkan kebijakan yang lebih inklusif untuk memastikan akses yang sama terhadap pendidikan, terutama di daerah pedesaan. Kebijakan ini mencakup investasi dalam sumber daya pendidikan, bantuan keuangan untuk keluarga berpenghasilan rendah, dan pendidikan berbasis teknologi yang mendukung transformasi digital dan mempersiapkan generasi mendatang untuk menghadapi tantangan global.
Reformasi pendidikan yang adaptif, adil, dan berkelanjutan sangat penting untuk menutup kesenjangan yang ada sehingga negara-negara maju dapat mengakses tingkat pendidikan yang sama dengan negara-negara berkembang dan meningkatkan daya saing global mereka. Oleh karena itu, penting untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan pembangunan berkelanjutan guna mendorong pengembangan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan mencapai pembangunan berkelanjutan di negara-negara berkembang.
Aminah Yuliant,dkk, Problematika Pendidikan Di Negara Maju Dan Berkembang (2023)
Zainal Panan, dkk ,Pengembangan Mutu Pendidikan Di Negara Berkembang (2024)