Mohon tunggu...
Adela Intan Andini
Adela Intan Andini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa SV IPB

KMN 58

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan yang Tertinggal di Daerah Terpencil

12 Juli 2021   10:30 Diperbarui: 12 Juli 2021   12:46 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memperihatinkan. Hal tersebut dapat dibuktikan dari data yang diberikan oleh UNESCO (2000) tentang peringkat indeks pengembangan manusia, yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per-kepala. Menurut survei Political and Economic Risk Consultan (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada diurutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Dapat dilihat dari sistem pembelajaran yang kurang baik sehingga siswa tidak bisa mengikuti berbagai macam organisasi atau partai untuk mengasah minat dan bakat yang mereka kuasai.

Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengembangkan diri setiap individu untuk dapat melangsungkan kehidupan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan minat dan bakat seseorang sampai pada tingkat optimal dari seseorang tersebut. Pendidikan juga dapat mengangkat martabat dan kehidupan seseorang agar lebih tinggi dan tidak diremehkan oleh orang lain dan negara lain. Oleh karena itu, untuk membangun sumber daya manusia (SDM) dibutuhkan kualitas dan kuantitas pendidikan yang baik agar pembangunan bangsa dan negara berjalan dengan lancar.

Cukup banyak masalah pendidikan di Indonesia, mulai dari masalah kurikulum, kualitas pendidikan, dan kompetensi guru yang menjadi salah satu masalah di daerah terpencil. Terdapat kesenjangan yang cukup besar terkait kualitas pendidikan antar sekolah di perkotaan dan di pedesaan. Kemajuan sekolah di perkotaan semakin berkembang sedangkan di pedesaan semakin terpuruk karena kurangnya sarana dan prasarana pendidikan. Hal tersebut yang menjadi salah satu contoh kesenjangan yang terjadi pada pendidikan di Indonesia.

Sarana dan prasarana di pedesaan yang tidak memadai menjadi faktor yang menyebabkan terhambatnya proses belajar mengajar. Contohnya sarana prasarana yang tidak memadai yaitu bangunan yang sudah rapuh, atap kelas yang bocor, ketidaklengkapan buku di perpustakaan, tidak memadainya teknologi dan informasi. Beberapa akses jalan untuk ke sekolah terkadang menjadi kendala untuk para murid berangkat ke sekolah. Para murid harus berjalan puluhan kilometer untuk sampai ke sekolah terkadang ada beberapa daerah yang harus menyeberangi sungai karena jembatan yang rusak. Hal tersebut dapat disangkal dengan adanya anggaran yang cukup untuk membangun sarana dan prasarana dengan baik.

Menurut News Oke Zone, salah satu contoh daerah terpencil yang terjadi kesenjangan pendidikan berada di salah satu provnsi Lampung tepatnya di Pulau Tegal, Pesawaran. Anak-anak belum mengikuti pendidikan yang formal dikarenakan keterbatasan yang dialami. Jarak menjadi faktor yang membuat anak-anak tidak mendapatkan pendidikan dengan baik. Alat transportasi yang diperlukan untuk mereka berangkat ke sekolah pun tidak tersedia di daerah tersebut.

Kuantitas dan kualitas guru menjadi elemen penting dalam proses pendidikan. Pemerataan guru sangat dibutuhkan untuk mewujudkan pendidikan yang baik, akan tetapi  dikarenakan geografis negara Indonesia yang sangat luas hal tersebut tidak dapat direalisasikan. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi salah satu kesenjangan dalam pendidikan. Guru yang kurang memadai banyak terdapat di daerah terpencil.

Kebanyakan guru yang berada di daerah terpencil hanya lulusan SMA. Metode belajar yang diberikan pasti tidak sebaik dengan metode belajar yang diberikan di perkotaan. Banyak juga anak-anak yang rela merantau ke perkotaan untuk mengikuti pendidikan yang lebih baik dari daerah mereka. Akan tetapi, banyak juga yang memilih tidak melanjutkan pendidikan dan bekerja untuk menghasilkan uang.

Di masa pandemi saat ini sinyal dan gawai juga sangat dibutuhkan karena kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring. Ketidakadaannya sinyal dan gawai di daerah terpencil menjadi permasalahan yang sedang diperbincangkan. Pemerintah sudah memberi bantuan berupa paket internet tetapi akses internet di daerah tersebut tidak memadai. Terkadang anak-anak harus berjalan puluhan kilometer dari rumah untuk mecari akses internet yang lancar agar proses belajar mengajar bisa mereka ikuti dan tidak terhambat.

Kesenjangan yang terjadi di Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Akan tetapi, hal tersebut dapat disangkal dengan pemerataan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana juga harus dijaga agar tetap bagus dan dapat dipakai dengan jangka waktu yang lama. Jadi kita sebagai siswa dan warga sekolah harus menjaga fasilitas yang diberikan oleh pemerintah.

Penulis : Adela Intan Andini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun