Mohon tunggu...
idk
idk Mohon Tunggu... Freelancer - idk

pemikiran anak muda yang [mungkin] mayoritas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Zona Nyaman yang Terlalu Aman

20 Februari 2020   09:30 Diperbarui: 16 Maret 2020   10:51 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernah gasih lo ada disituasi 

1. Ranking lo pas-pasan, masih sepuluh besar, tapi ga bisa dibanggain dan juga ga bikin lo merasa bodo

2. Kuliah gausah bingung karena udah ditentuin dari 'sananya'

3. Lo aktif organisasi tapi gak menonjol juga

4. Lo ga nakal dan ga alim-alim banget

5. Jalan hidup lo udah diatur sedemikian rupa sama ortu lo, sampe jalan itu lurus dan amat sangat terlihat mudah

Ya, jika anda termasuk kriteria ini, selamat! Anda adalah golongan orang-orang aman. Aman tak dikenali guru karena tidak menonjol, aman dari pergaulan, aman masa depannya, aman juga koneksi dan relasi lo. Dan gua bersyukur ada di zona aman yang seringkali orang-orang bilang kalo itu zona nyaman. Lo ga kesulitan apa-apa, malah cenderung monoton. Serba aman itu justru malah paling rawan.

Nih gua jelasin ke elo semua. Lima nomer di atas tadi itu gua banget. Murid yang biasa saja. Tidak mengkhawatirkan dan juga tidak membanggakan. Gua gak bilang kalo di zona nyama ini lo ga nyoba hal yang baru. Kalo gua sendiri, gua masih sering nyoba hal baru, tapi dengan resiko yang minim atau sama sekali tidak ada. Ya, gua sebagai golongan aman ini, ga pengen mengganggu kehidupan gue yang damai dengan perbuatan beresiko. Contoh kecil: lo daftar ke ptn yang ga diinginin sama orangtua lo. Mikirinnya aja udah pusing, mending gua nurut-nurut aja. Lagian gua juga gatau apa yang paling baik buat diri gua sendiri. Gua mikirnya, sambil kuliah, gua bakalan menggali potensi diri sampe dapet. Kalo ga dapet, yo wes gapapa, kan masih ada backingan jurusan yang dipilihin ortu gue.  Aman kan?

Oke-oke, daritadi gua baru nyadar kalo jadi aman itu memang terlihat pengecut. Lo jadi bingung sama keinginan lo sendiri, lo jadi males ngapa-ngapain, lo ga pede sama keputusan yang lo buat, lo bergantung sama ortu. Lo pasti bakalan bingung, malah kadang merasa ga berarti. ya, menjadi aman ya sama dengan jutaan orang di luar sana, lo mungkin bakal merasa terbuang dan ga berguna. Gue hidup sebenernya nguntungin siapa sih? Kayaknya gue itu beban deh sebenernya. Gue aman-aman disini, diluar sana ortu gua bersusah payah membangun keamanan ini. Gua juga pernah denger nih kutipan, lupa darimananya

"Sejarah tak mencatat para pecundang bahkan, walaupun bumi melahirkannya." -asma nadia

Benersih. Harus gue akui, hidup sebagai golongan aman sangat dekat dengan pecundang. Bukan ga berhasil dalam melakukan sesuatu, tapi golongan aman mungkin bakal mikir 1000x buat nyelamatin dunia dan seisinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun