Tong....tong....torontonggggggg.........
Bunyi suara kentongan terdengar. Serentak saya kaget dan spontan mendengarnya.
Kentongan atau yang dalam bahasa lainnya disebut jidor adalah alat pemukul yang terbuat dari batang bambu atau batang kayu jati yang dipahat. Kegunaan kentongan didefinisikan sebagai tanda alarm, sinyal komunikasi jarak jauh, morse, penanda adzan, maupun tanda bahaya. (https://id.wikipedia.org).
Hari ini saya berkesempatan untuk mengunjungi daerah Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen untuk pertemuan dengan perangkat desa tersebut. Daerah ini berkisar 2 kilometer dari jalan raya provinsi. Menurut saya ini tidak terlalu jauh dari pusat keramaian jalanan provinsi.
Gedung balaidesa yang sudah cukup tua, dengan cat yang sudah lusuh dan telah pudar. Gedung ini cukup luas untuk pertemuan dan hanya menggunakan 3 kipas angin yang menempel pada dinding. Jauh dari kata mewah seperti halnya ketika kita mengadakan pertemuan di ibukota.
Hari ini pukul 09.00 WIB, acara seharusnya sudah dimulai, namun peserta yang hadir baru sekitar 50% dari tamu undangan. Setelah salah satu perangkat dari kecamatan tersebut datang maka secara spontan memukul kentongan dan hanya saya sendiri yang tertawa takjub.
Dalam hati, ini sudah 2019 dan saya takjub warga masih melestarikan budaya nenek moyang. Dan betul saja ketika kentongan ditabuh (dalam bahasa jawa yang artinya dipukul atau dibunyikan) warga berbondong-bondong datang menghampirinya.
Welcome all dan terimakasih untuk tetap menjaga kesederhanaan serta budaya bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H