Mohon tunggu...
Ade Aja
Ade Aja Mohon Tunggu... -

Saya seorang yang bercita-cita ingin menjadi penulis dan sedang berusaha mewujudkannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hujan di Malam Pertama

11 Januari 2015   09:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:23 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kenapa saya bisa selemah itu, membiarkan laki-laki jahat itu merenggutnya tanpa permisi. Merenggut imian-impian saya. Merenggut harapa mama. Semuanya.

*******

Sejam kemudian Galih sampai di kosan ku, Sedikit basah kuyup lelaki berwajah lumayan itu masuk ke ruangan sumpek yang telah menjadi istanaku selama 3 tahun ini.

“apa jawabanmu?” tanya Galih

Jawaban yang telah ditunggunya dari bulan lalu. Jawaban untuk memilikiku. Aku diam sejenak.

“Maaf, bro. Gw bukan gay”

Jawabanku itu cukup membuat Galih merasa tidak punya alasan lagi untuk berada di kamarku. Sambil memandangnya berlari menembus tirai hujan, pikiranku melayang ke sebuah malam yang paling berkesan dalam hidupku. Malam pertamaku dengan seorang gadis berwajah sendu yang sampai saat ini pun aku tak tau namanya. Kejadian malam itu begitu cepat. Kami bertemu saat hujan. Aku masih ingat ketika tubuhnya yang basah membangkitkan naluri kelakianku. Hasratku semakin besar ketika melihat bibirnya bergetar kedinginan. Lalu aku memiliki semuanya malam itu. Aku tak sempat menanyakan namanya. Sampai akhirnya dia menghilang dan kami tidak pernah bertemu lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun