Musim dingin sudah menyelimuti kota Cairo. Tidak pagi, siang, apalagi malam, entah didalam atau diluar rumah hampir mayoritas orang memakai pakaian khusus musim dingin, demi untuk melindungi diri dari kejamnya udara dingin Cairo yang menembus hingga ke tulang.. Bagi orang - orang pribumi dan mahasiswa asing yang sudah lama dimesir mungkin menganggap ini adalah hal biasa, karena setiap tahunnya pasti akan bertemu dengan musim dingin. Namun bagi saya pribadi yang baru setahun hidup dimesir, dan baru dua kali merasakan musim dingin, tentunya menganggap hal ini belum menjadi hal biasa, karena kemana mana masih ditemani jacket dan kaus tangan yang tebal. Ada hal indah yang saya rasakan di musim dingin kali ini, bukan karena sudah pernah merasakan musim dingin sebelumnya tapi karena dimusim ini saya temukan kembali Indahnya kebersamaan dan persaudaraan MASISIR ( Mahasiswa Indonesia Mesir ). Bersama dalam badai debu yang mencekam. Di awali dengan main bola bersama,  karena hajatan dari seorang senior yang sekarang telah menyelesaikan S2 nya di Universitas tertua ini, kemudian dilanjutkan dengan perkenalan antar mahasiswa karena adanya mahasiswa yang baru datang dari Indonesia, dan kegiaatan ini di adakan pada pukul 7 : 30 pagi, yang berarti kairo masih diselimuti udara yang tak bersahabat. Jadi kalau begitu dimana sih letak keindahannya.........?? Indahnya yaitu ketika kita bersama dalam persaudaraan dikala badai debu menyelimuti kota kairo, padahal kalau di lihat dan tidak bisa di pungkiri pada waktu - waktu seperti ini enaknya berada di tempat tidur dengan ditutupi selimut tebal yang menghangatkan, tapi ternyata Badai Debu Mesir sebagai Sarana Pelekat Kebersamaan Masisir..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI