Mohon tunggu...
Ade Julia Asyifa
Ade Julia Asyifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pancasakti Tegal

Selamat datang di blog saya! Saya Ade Julia Asyifa, mahasiswa Universitas Pancasakti Tegal. Saya memiliki ketertarikan mendalam terhadap bagaimana teknologi, dan infrastruktur di indonesia. khususnya AI dan IoT yang dapat mengubah cara kita hidup dan bekerja

Selanjutnya

Tutup

New World

Transformasi Digital Melalui AI dan IoT dalan Sektor Infrastruktur di Indonesia

30 Desember 2024   08:06 Diperbarui: 30 Desember 2024   08:06 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
New World. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Seberapa Jauh Fungsi Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) pada Pembangunan Smart City dan Smart Transportation di Indonesia?

Di era digital saat ini, transformasi infrastruktur kota menjadi krusial untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Penerapan Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) menjadikan konsep Smart City dan Smart Transportation di Indonesia bukan hanya impian, tetapi kenyataan yang dapat diimplementasikan. Pengembangan infrastruktur cerdas tidak hanya berfokus pada teknologi, tetapi juga pada penciptaan lingkungan yang berkelanjutan dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan urbanisasi yang cepat, pemerintah didorong untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, termasuk infrastruktur digital yang mendukung konektivitas dan layanan publik. Teknologi digital berfungsi sebagai katalisator, memungkinkan pemantauan real-time, perencanaan yang lebih baik dengan Building Information Modeling (BIM), dan analisis data besar menggunakan AI. Tujuannya adalah untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas layanan infrastruktur. Dukungan kebijakan pemerintah, seperti Rencana Induk Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional, memberikan landasan bagi perusahaan untuk mengadopsi teknologi digital secara lebih luas, sehingga transformasi digital tidak hanya mendefinisikan ulang operasional perusahaan infrastruktur tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Peran kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas infrastruktur sangat signifikan, terutama dalam konteks pengembangan infrastruktur perkotaan. AI memungkinkan analisis data yang cepat dan akurat, yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan manajemen lalu lintas, pengelolaan energi, dan pengawasan keamanan. Misalnya, sistem AI dapat menganalisis pola lalu lintas secara real-time untuk merancang strategi pengaturan lalu lintas yang lebih efisien, sehingga mengurangi kemacetan dan emisi gas rumah kaca. Selain itu, dalam pengelolaan sumber daya air dan limbah, AI dapat membantu mengidentifikasi pola konsumsi dan mendukung praktik daur ulang yang lebih efektif, menjaga keberlanjutan lingkungan.

Di sisi lain, IoT berfungsi sebagai jembatan antara perangkat fisik dan teknologi digital, memungkinkan pemantauan infrastruktur secara real-time. Sensor yang terpasang pada jalan, jembatan, dan gedung dapat mendeteksi kerusakan atau keausan, sehingga memungkinkan perawatan prediktif yang dapat mencegah kegagalan infrastruktur yang mahal. Dengan data yang dikumpulkan melalui IoT, pengelolaan energi juga menjadi lebih efisien; sistem pencahayaan pintar dapat menyesuaikan intensitas cahaya berdasarkan kebutuhan aktual, menghemat energi dan biaya operasiona. Kombinasi AI dan IoT tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga kualitas layanan publik, menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih aman dan nyaman bagi masyarakat.

Transformasi digital melalui kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT) di sektor infrastruktur memiliki dampak yang signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Implementasi teknologi ini memungkinkan pemantauan infrastruktur secara real-time, yang berkontribusi pada pengelolaan dan pemeliharaan yang lebih efisien. Misalnya, dengan menggunakan IoT, kondisi jalan, jembatan, dan fasilitas publik dapat dipantau secara terus-menerus untuk mendeteksi kerusakan lebih awal, sehingga mengurangi risiko kecelakaan dan meningkatkan keselamatan publik. Selain itu, AI dapat digunakan untuk menganalisis data besar guna merencanakan pembangunan infrastruktur yang lebih tepat sasaran dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Proyek seperti pengembangan kota pintar (smart city) yang dilakukan oleh Sinar Mas Land menunjukkan bagaimana integrasi AI dan IoT dapat menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan efisien, serta meningkatkan kepuasan warga. Dengan demikian, transformasi digital tidak hanya meningkatkan kualitas layanan infrastruktur tetapi juga membuka peluang baru bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.

Salah satu contoh nyata dari penerapan Smart City di Indonesia adalah pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN) mengusung prinsip "Smart City, Smart Mobility," yang bertujuan untuk menciptakan sistem transportasi yang efisien melalui integrasi teknologi. Salah satu inovasi utama adalah penggunaan Autonomous Rail Rapid Transit (ART) yang beroperasi dengan Sistem Operasi Real-Time (RTOS). Sistem ini mengatur dan mengkoordinasikan proses ART secara real-time, memastikan keamanan dan integritas data, serta mendukung komunikasi antar-perangkat untuk efisiensi operasional. Platform IoT seperti AWS IoT dan Google Cloud IoT juga berperan penting dalam pengelolaan data sistem ART, menganalisis informasi dari sensor untuk mendeteksi pola dan anomali. Dengan penerapan teknologi ini, diharapkan ART dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan mobilitas masyarakat, serta menurunkan emisi karbon yang saat ini mencapai 90% dari total emisi CO2 akibat aktivitas manusia.

Pemanfaatan AI dan IoT dalam kereta cepat Woosh menjadi salah satu inovasi penting dalam transformasi transportasi di Indonesia. Dengan kecepatan maksimum mencapai 350km/jam, kereta ini tidak hanya menawarkan efisiensi waktu, tetapi juga mengintegrasikan teknologi modern untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan penumpang. Dengan teknologi canggih seperti GSM-R untuk komunikasi, sensor IoT untuk pemantauan keamanan dan cuaca, serta penggunaan energi listrik, Woosh tidak hanya mempercepat perjalanan antara Jakarta dan Bandung tetapi juga menyediakan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman dan aman bagi para penumpang. Inovasi ini menjadi langkah maju bagi Indonesia dalam menciptakan infrastruktur transportasi yang sejalan dengan perkembangan teknologi global.

Selain ART dan Woosh, Jakarta menerapkan Transit Oriented Development (TOD) dan penggunaan bus listrik mengoptimalkan aksesibilitas transportasi umum, memudahkan masyarakat dalam menggunakan transportasi publik. Aplikasi JakLingko juga mendukung pembayaran terintegrasi antar moda transportasi, meningkatkan efisiensi perjalanan. Selain itu, berbagai kota di Indonesia menerapkan teknologi AI dan IoT untuk meningkatkan kualitas hidup. Di Solo, sistem pengelolaan sampah pintar menggunakan sensor IoT untuk memantau volume sampah dan mengatur jadwal pengambilan secara optimal. Bandung memanfaatkan teknologi ini untuk mengelola konsumsi energi dan meningkatkan keamanan dengan aplikasi Bandung Command Center serta kamera CCTV pintar. Palembang mengembangkan sistem kota pintar yang memantau kualitas udara dan pengelolaan sampah, sementara Surabaya menerapkan penerangan jalan pintar dan Intelligent Traffic Management untuk mengurangi kemacetan. Yogyakarta juga mengembangkan sistem pengelolaan pariwisata pintar dan aplikasi parkir cerdas. Jakarta lebih lanjut mengintegrasikan teknologi AI dalam sistem Intelligent Transportation System (ITS) untuk mengelola lalu lintas dan memantau kualitas udara secara real-time.

Transformasi digital dalam sektor infrastruktur di Indonesia menghadapi beberapa tantangan signifikan yang perlu diatasi untuk mencapai kemajuan yang optimal.  Salah satunya penggunaan internet untuk hal hal yang dapat memajukan kreatifitas masyarakat agar dapat menyalurkan idenya guna membangun Indonesia lebih maju. Meskipun pemerintah telah berupaya membangun infrastruktur digital, masih terdapat kesenjangan yang besar, terutama di daerah terpencil. Namun sekitar 12.548 desa belum terjangkau layanan 4G, dan kecepatan internet Indonesia masih rendah, berada di peringkat 120 dunia.

Ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dalam teknologi informasi dan komunikasi masih kurang. Data menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan sekitar 600.000 tenaga kerja di bidang TI setiap tahun, tetapi hanya ada 430.000 lulusan yang tersedia untuk menghindari Serangan siber dan kebocoran data dapat mengancam integritas informasi yang dikelola dalam sistem infrastruktur. Solusi untuk tantangan ini adalah meningkatkan program pelatihan dan pendidikan di bidang teknologi untuk mempersiapkan SDM yang kompeten dan penerapan teknologi keamanan yang canggih sangat diperlukan untuk melindungi data sensitif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun