murid-murid di kelas dalam pembelajaran yang indah. Saya beranggapan ketika bercengkrama didapatkan perasaan bahagia. Suasana perasaan senang menjadi energi positif memunculkan semangat merancang ide baru dalam sebuah kegiatan yang memupuk kebersamaan.Â
Hampir 26 tahun saya menghabiskan waktu untuk bercengkrama bersamaKegiatan yang kita gagas terkesan sederhana. Hanya sekedar membuat kata-kata tentang hal yang paling menarik perhatian saat perjalanan dari rumah ke sekolah. Atau hanya dengan membuat sebuah gerakan cantolan yang mengekspresikan diri saat ini. Kita juga sering membuat pentas karya di kelas kita sendiri. Hal inilah yang selalu membuat kita tertawa bersama.
Senyum kalian menawan, Nak!
Ternyata tak terhitung ribuan kenangan yang berhasil kita torehkan. Dari cerita lucu, bikin sedih, menggemaskan terkadang menguras emosi yang mendalam. Semua kisah itu kini menjadi kenangan yang sulit terulang. Dan akan dibawa menjadi sebuah pengalaman unik semasa bersekolah.Â
Ku akui terkadang kalian membuat ibu jengkel, itu wajar karena ibu guru manusia. Tapi yakinlah dalam hitungan detik, Bu guru akan tersenyum dan berbicara lembut. Karena Bu guru sayang kalian.
Percayalah, suatu saat nanti kisah-kisah itu akan diceritakan kembali secara turun temurun. Terkadang dibanding-bandingkan dengan kalimat pembuka, "dulu waktu saya sekolah di SD..."
Aku kangen kalian muridku.
Terbayang di pelupuk mata ketika kami bersama-sama ingin mewujudkan mimpi memiliki buku yang diterbitkan. Buku tersebut berisi kisah yang ditulis semua siswa. Saat itu saya mengajar di kelas 5 dan berusaha menyamakan mimpi agar siswa pun memiliki keinginan yang sama.
"Bu, saya tidak bisa bercerita"
"Bu, menulis itu susah."
Itu sebagian kata-kata manis yang kalian lontarkan. Dengan kata-kata sihir yang Bu guru gulirkan kalian luluh juga sehingga bisa bangkit dengan semangat bergelora. Bukankah buku antologi kita berjudul"Menggelorakan Hasrat Berkarya"Â Menjadi judul buku yang istimewa.