Mohon tunggu...
Ade Irma Mulyati
Ade Irma Mulyati Mohon Tunggu... Guru - SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

Mau berbagi itu indah karena menabur kebahagiaan, dengan ikhlas memberi semoga menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Memilih Kampung Halaman Jadi Tujuan Liburan

25 Mei 2024   20:21 Diperbarui: 25 Mei 2024   20:26 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Libur telah tiba, lumayan walau dua hari dimanfaatkan untuk singgah sebentar mengisi waktu luang menjernihkan pikiran dari rutinitas yang terkadang membuat badan pegal. Linu, letih, lelah sehingga menjadikan hari terasa panjang. 

Dari berbagai pilihan tempat ternyata mengunjungi kampung halaman menjadi keputusan. Kampung yang identik dengan suasana yang teduh, menyejukkan dan mengembalikan raga ke setelan pabrik sehingga terasa rileks. 

Hal yang menjadi alasan memilih kampung halaman untuk tempat liburan, yaitu:

1. Mengunjungi keluarga untuk mempererat silaturahim. Walaupun jarang bertemu pertemuan dengan anggota keluarga yang masih ada di kampung perlu diadakan. Selain di hari Raya Idul Fitri memanfaatkan suasana liburan bisa menjadi pilihan. Baik liburan pada saat semesteran maupun pas ada cuti bersama. Hal ini semakin menunjukkan kekerabatan yang terjalin dengan baik. Anak-anak akan bertemu dengan nenek dan kakek serta paman dan bibinya. Selain ini bertemu pula dengan saudara lainnya yang kalau tidak dikenalkan takutnya suatu saat nanti tidak saling kenal.

2. Menikmati suasana alam pedesaan dengan tempat-tempat unik yang jarang ditemukan. Menikmati semilir angin, air yang mengalir, kicau burung yang bersahutan menambah suasana hanyut dalam nuansa alam pedesaan yang asri. Suasana tenang dan tentram menjadikan pikiran jernih dan menghempaskan penat. Hanya dengan menatap hamparan padi yang mulia menguning dengan petak sawah berundak melegakan dada untuk menghembuskan nafas panjang. Benar-benar rasa dingin yang menerpa kulit datangnya secara alami dan murni. Rasanya ingin berlama di desa. Berbaur dengan alam bercengkrama dengan alunan yang sayup-sayup terdengar dari kejauhan.

3. Mendekatkan anak-anak ke tradisi yang dilakukan di desa. Hal sederhana sering ditemukan di desa. Seperti gotong royong membetulkan tajug, membantu tetangga yang sedang memanen padi. Bahkan saking masih kentalnya suasana kekerabatan sehingga tak malu meminta garam ke tetangga jika di dapur kehabisan. Selain itu sopan santun masih terjaga. Tampak anak-anak yang membungkukkan badan dan berucap permisi saat akan lewat di depan orang tua. Selain itu masih adanya kerbau yang dipakai ngewuluku di sawah menjadi pemandangan unik yang jarang ditemukan di kota.

4. Banyak buah tangan yang bisa dibawa pulang ke kota. Pada saat pulang akan dibawakan banyak hasil bumi. Kalau tidak malu bisa bawa beras, kelapa, ikan, ayam goreng, pisang, salak, duku, bahkan sayuran hasil kebun. Terkadang saat ke pasar akan menemukan jenis sayuran tertentu yang jarang ditemukan di kota seperti klewih dan jantung pisang

Kita bawa saja sekalian sebab di kota tidak ada jaminan akan menemukan sayuran tersebut. 

Inilah yang menjadikan kampung halaman bagi saya selalu dirindukan dan menjadi pilihan jika keluarga ingin liburan. Tentu saja setiap orang memiliki pemahaman yang berbeda.

KBB, 25052024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun