Kisah mesti diawali dari mana? Karena saat ini ingin sekali melepaskan kegundahan yang sedang dimiliki. Aku ingin curhat, siapa yang dipilih? Jika ngobrol terbuka ke teman saya sungkan, begitupun jika curhat ke rekan belum ada jaminan mereka bisa menutup rapat apa yang diobrolkan. Akhirnya diputuskan untuk curhat melalui tulisan, karena meyakini karangan tak pernah menyakiti diri. Biarlah rangkaian kalimat demi kalimat akan mewakili perasaan dan memberikan makna tersembunyi yang sebenarnya ingin diungkapkan.Â
Konon kabarnya memiliki angan itu baik adanya. Tetapi ada kalanya diri diselimuti oleh pertanyaan apakah angan tersebut menjadi mimpi yang baik, atau hanya sebatas gambaran keegoisan diri? Terkadang menurut sendiri bernilai kebaikan ternyata di tengah perjalanan menghasilkan sebuah tanda tanya besar.
 Teringat akan sebuah pesan yang disampaikan seseorang tatkala sedang ngobrol ringan sambil menikmati semilir hembusan angin.Â
"Jangan kaget andaikan suatu saat akan mengalami titik dimana rasa jenuh menyelimuti".Â
Saat itu saya tak begitu mencerna makna yang tersimpan di dalamnya. Namun ucapan itu terus terngiang dan selalu diusahakan untuk ditemukan jawabannya.
Seiring waktu berlalu setelah beberapa tahun dilalui, barulah ada separuh benang merah yang menjadi pertanda ucapan tersebut memang bertuah. Ternyata tatkala tantangan demi tantangan mendera, datang secara bertubi-tubi tanpa memberikan kesempatan untuk berlapang dada lepas, maka disitulah titik terendah sebuah pengharapan. Kegelisahan mulai datang seperti kunang-kunang. Kelap kelip tetapi dengan candaan yang sebenarnya terasa menyakitkan.
Apakah berhenti sejenak untuk mengambil napas sambil berfikir lambat diperbolehkan? Dicoba mencari pegangan, barangkali ada yang mau menjadi sandaran. Ternyata semua sibuk dengan urusan masing-masing. Lembaran demi lembaran mereka pun terkadang tak bisa dilanjutkan. Kisahnya akan berada di tanda koma. Ketika sampai di tahap itu sepertinya berpengaruh pada kemampuan menopang diri untuk lebih gagah lagi berdiri tegak dan membusungkan dada sambil teriak, "Aku Menang".
Raga yang sudah berkali-kali diterpa hentakan. Menjadikan energinya sedikit terkuras untuk menyelesaikan hal yang sederhana tapi bermakna ganda. Bahkan penyelesaian tantangan yang memerlukan energi besar belum tercukupi. Satu baru tuntas, muncul lagi tantangan baru. Duh, diri membutuhkan rehat sekadar untuk merefleksi sejenak dan mengatur nafas dengan ritme yang teratur. Agar berfikir jernih, kreatif dan reflektif.Â
Namun setelah sebuah keputusan diambil dan membuahkan sebuah komitmen maka mau tidak mau suka tidak suka harus menuntaskan terlebih dahulu sebelum mundur teratur. Tak baik berhenti di tengah jalan karena menampakan kelemahan diri. Siapa yang bisa diajak berbincang tetapi akan menyimpan kisahnya dalam-dalam?
Ternyata benar keputusan untuk curhat lewat tulisan lebih aman. Tak ada yang tersakiti dan tak perlu menyakiti. Cukup rangkaian kata yang tahu alur kisah dari gambar yang seperti kuat ternyata hanya siluet dari kerapuhan.
Sebenarnya curhat yang diuraikan berkaitan dengan: