sampah yang bertumpuk di sekolah menjadi pekerjaan rumah yang harus ditemukan solusinya melalui cara-cara yang bernilai pendidikan. Dengan melibatkan seluruh warga sekolah agar sampah bisa dikelola dengan baik. Sampah akan bertambah volumenya karena setiap hari ada aktivitas pembuangan bungkus makanan. Kondisi tersebut cenderung belum dikendalikan dengan baik. Faktor pemicunya karena siswa saat istirahat terbiasa jajan.Â
Upaya mengelolaBelum lagi kesadaran siswa untuk membuang bungkus atau sisa makanan belum terinternalisasi dengan baik. Tidak mengherankan jika ditemukan bekas bungkus atau botol plastik minuman yang diselipkan di sela meja atau di bawah bangku siswa. Bahkan mata akan risih melihat ceceran sampah plastik bungkus makanan di halaman sekolah.Â
Banyak hal yang menjadi pemicunya, tetapi hal yang terpenting yang perlu segera dilakukan adalah penumbuhan kesadaran siswa untuk membuang sampah pada tempatnya. Melalui kegiatan yang berulang-ulang dan contoh yang baik dari guru. Sepertinya keteladanan dari guru menjadi cara paling ampuh. Mengajak siswa dengan memberikan contoh nyata memungut sampah yang ada di hadapan, kemudian membuang ke tempat sampah. Kegiatan tersebut dilakukan atas kesadaran sendiri, bahwa menjaga kebersihan lingkungan sekolah menjadi tanggungjawab seluruh warga sekolah.
Biasanya setiap pagi setelah dilakukan kegiatan rutin harian dilakukan operasi semut. Siswa diajak untuk memungut sampah di halaman sekolah bersama-sama. Setelah proses ini berlangsung, lingkungan sekolah menjadi bersih.Â
Mengajak siswa untuk terlibat dalam upaya menjaga lingkungan sekolah agar terbebas dari sampah perlu digalakan dan terus diintensifkan. Sekolah pun berupaya menambah jumlah tong sampah yang ditempatkan di tiap sudut ruangan. Dengan penyebaran yang merata dan jumlah yang memadai, memudahkan siswa membuang sampah pada tempatnya. Di samping itu perlu diberikan pemahaman pada siswa bahwa sampah perlu dipilah antara sampah organik dan anorganik.Â
Karena sampah harian yang dihasilkan di sekolah dikategorikan pada sampah organik dan anorganik. Sampah organik dalam bentuk sisa makanan atau bungkus makanan yang berbahan daun. Sedangkan sampah anorganik berasal dari bungkus makanan terbuat dari plastik, bungkus permen, dan botol bekas minuman. Dengan memberikan label pada tong sampah memungkinkan siswa membuang sesuai kategorinya.Â
Sampah yang sudah dipisahkan tersebut bisa dimanfaatkan menjadi hal yang bermanfaat. Sudah pasti dalam upaya pemanfaatan sampah perlu bimbingan, arahan, dan pemantauan dari guru sebagai orang terdekat selama siswa berada di sekolah. Â Sekolah bisa melakukan upaya preventif untuk menaggulangi sampah. Kegiatan sederhana yang bisa dilakukan siswa sebagai bentuk pemanfaatan sampah salah satu dengan membuat pot unik berbahan botol bekas minuman.Â
Pada saat mempersiapkan kegiatan pembelajaran, guru berkoordinasi dengan orang tua agar membantu siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat pembelajaran. Siswa secara berkelompok berkreasi membuat pot unik.Â
Adapun langkah pembelajaran yang dilakukan adalah:
- Menyiapkan botol bekas minuman bisa yang besar atau yang kecil, gunting dan cat.
- Menentukan tinggi pot yang akan dibuat.
- Membuat pola gambar unik bisa berbentuk hewan yang menarik atau gambar bagian tumbuhan sebagai hiasan di salah satu bagian pot.
- Memotong bagian gambar dekorasi, kemudian mewarnai gambar dengan cat.
- Setelah kering pot unik berbahan botol bekas minuman siap dimanfaatkan sebagai media tanam hasil kreasi siswa.
Hasil pembelajaran dengan berkreasi membuat pot unik buatan siswa sendiri menjadi pengalaman bermakna dan akan berkesan. Pada akhirnya terjadi pemanfaatan sampah menjadi benda yangbermanfaat dan bisa digunakan untuk mempercantik lingkungan sekolah. Pada akhirnya tidak akan ditemukan lagi sampah yang bertumpuk. Â Lingkungan sekolah semakin nyaman dan terhindar dari kesan kumuh dan kotor.
KBB, 01122022