Mohon tunggu...
Ade Irma Mulyati
Ade Irma Mulyati Mohon Tunggu... Guru - SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

Mau berbagi itu indah karena menabur kebahagiaan, dengan ikhlas memberi semoga menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbagi Bahagia Saat Menunggu Hujan Reda

22 September 2022   21:16 Diperbarui: 22 September 2022   21:21 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan September sedang dijalani. Biasanya di bulan September menjadi awal musim hujan. Benar saja hujan pun kadang datang siang , sore atau malam. Terkadang tak bisa diprediksi. Anak-anak yang bersekolah dengan jadwal masuk siang dibekali jas hujan atau payung untuk mengantisipasi jikalau saat pulang hujan belum reda. 

Sebenarnya anak-anak senang sekali dengan adanya hujan. Mereka akan bergembira bersorak sorai bersama rintik-rintik air turun. Kami orang dewasa merasa kerepotan sebab lengah sedikit memantau mereka pasti akan mendapati beberapa anak yang basah-basahan. Terkadang mereka sengaja membuat alasan ke toilet, padahal tujuan utamanya ingin bermain di air hujan. Alhasil mereka basah kuyup tetapi tetap tersenyum.

Seperti sore ini pada awalnya langit cerah, perkiraan saya hujan mulai menjauh. Anak-anak sudah meninggalkan lingkungan sekolah kami pun tak merasa  khawatir mereka yang pulang jalan kaki tak kehujanan. Kami pun satu persatu beranjak dari gerbang. Pulang menuju arah masing-masing. Kecuali saya sedikit berbelok arah, rasanya ingin menunggu senja dengan menikmati secangkir minuman segar pelepas dahaga.

Menemukan sebuah tempat yang pas untuk menarik napas panjang sambil merangkai bahagia secara sederhana. Dengan seruput secangkir kopi ada benang-benang terpaut yang disimpul dengan senyum. Ternyata hujan belum reda, sehingga kami bersabar lebih lama dengan menghabiskan senja.

Ada kiat mudah untuk mengisi waktu agar hujan yang datang justeru membawa kebahagiaan, yakni:

1. Nikmati dengan membuat sebuah gambar atau catatan yang bisa menjadi ide untuk dibuatkan puisi atau karya lainnya. Membuat puisi bukan hanya milik anak muda. Siapapun berhak menikmatinya supaya tetap awet muda. Dengan puisi keresahan, suka dan duka bisa diramu menjadi sajian karya yang bisa dinikmati oleh sendiri bahkan bisa berbagi dengan yang lainnya.

2. Lakukan aktivitas bercengkrama bersama keluarga. Bisa diisi dengan acara nonton bareng atau sekadar mengobrol dengan orang terkasih atau teman. Berdiskusi untuk menyamakan pemahaman juga terkait rencana  ke depan jika sedang menyusun sebuah program kolaborasi. Bahkan selama menunggu hujan reda sambil menikmati senja, bisa menyisihkan waktu berinteraksi dengan hewan peliharaan. Memandangi, memberi makan, memberikan sentuhan dan belaian akan menumbuhkan ikatan secara emosional.

3. Mencoba berkreasi dengan membuat sajian sederhana berbahan yang didapatkan di rumah. Biasanya suasana hujan selalu memberi kesan selalu lapar. Dengan secangkir kopi atau teh panas menjadi sajian istimewa. Apalagi kalau menemukan singkong yang bisa diolah menjadi kudapan nikmat. Bisa dikukus, digoreng bahkan dibakar di perapian. Bukankah semasa sekolah kita sudah mendapatkan pengalaman bagaimana beradaptasi dengan alam. Apalagi yang biasa Pramuka atau pecinta alam sangat paham bagaimana menjadikan alam sekitar sebagai sahabat sehingga bisa bertahan hidup.

4. Bagi yang rajin bisa menghangatkan badan dengan mengerjakan pekerjaan rumahan menyetrika. Bukankah aktivitas ini bisa membuat badan terasa hangat dan nyaman? 

5. Kalau yang ingin rehat bisa rebahan sambil mendengarkan iringan musik kesukaan. Musik memberikan energi positif karena bisa membangkitkan simpati dan empati seseorang. Bukankah jika sedang mendengarkan alunan musik, tanpa sadar kita akan ikut berdendang? Itulah sebuah kebahagiaan yang dialirkan tanpa sadar dan kita akan merasakan suasana senang dan bahagia. Pokoknya murung pasti kabur.

Yang terpenting pada diri kita tidak muncul perasaan bahwa hujan menjadikan pupus semua harapan. Adanya hujan menjadikan rencana buyar berantakan, serta turun hujan menjadi alasan untuk bermalas-malasan. Selama hujan kita tetap bisa beraktivitas normal. Apapun aktivitasnya, sambil menunggu hujan reda tetap memiliki makna supaya dinikmati dengan bahagia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun