Apakah kalian bahagia saat belajar dari rumah, Nak?
Pertanyaan yang sering muncul tatkala guru berfikir keras untuk merancang pembelajaran dari rumah yang simpel, mudah, dekat, dan tentu saja membahagiakan. Inginnya, setiap siswa yang menikmati tidak terbebani. Mereka belajar di masa pandemi dari hal yang disukai dan mereka memperdalam suatu materi ajar karena ada kesadaran yang muncul dari dalam dirinya bahwa materi itu penting dipelajari.Â
Ketika siswa belajar yang harus diperjuangkan adalah siswa itu bahagia secara nyata tanpa berpura-pura. Tak berharap juga adanya raut keterpaksaan karena ada tekanan dari  luar dirinya yang harus menunjukkan raut muka bahagia.Â
Inginnya kalian tampak bahagia, bersabar, dan selalu bersemangat belajar karena kondisi sekarang tak pernah terbayang sebelumnya. Tapi yakinlah dengan komunikasi dan saling berbagi kita kuat menjalani. Buktinya sudah setahun kita mampu bertahan. Bukankah itu luar biasa.
Nah, bagaimana cara guru menyiasati agar siswa bahagia belajar dari rumah? Ini salah satu siasat guru, dengan tindakan:
1. Pada saat merancang pembelajaran, melakukan upaya;
- Menginsersikan seluruh KD dan muatan pembelajaran ke dalam sebuah aktivitas pembelajaran yang bisa memadukan semua kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa. Sehingga materi pelajaran tidak memberatkan.
- Merancang pembelajaran yang mengarah kepada keseimbangan aktivitas yang melibatkan fisik, kognitif dan afektif.
- Mengelola komunikasi secara interaktif terutama ketika menginformasikan/mengintruksikan langkah-langkah pembelajaran agar bisa dipahami. Gunakan bahasa yang sederhana, jelas, dan terstruktur, sehingga siswa dan orang tua memahami langkah-langkah pembelajaran yang harus dilakukan.Â
- Rancang aktivitas yang memberikan kebebasan siswa berkreasi (learning by experience) bersama-sama orang tua di rumah. Upaya ini untuk memberikan kesan seolah siswa sedang bermain pada saat memanipulasi benda yang ada di sekitar.
2. Saat melakukan pembelajaran di rumah, terlebih dahulu berikan sosialisasi untuk menambah pemahaman kepada orang tua agar memiliki cara perlakuan yang berpihak kepada anak, ketika memberikan bimbingan/pendampingan saat belajar di rumah, dengan;
- Biarkan siswa melihat, bertanya, dan merasakan.
- Berikan kesempatan untuk mencoba.
- Ajak siswa mengemukakan pendapat terkait berbagai kemungkinan dari sebuah perlakuan atau tindakan saat belajar.
- Rangsang siswa untuk berkolaborasi pada saat membangun sebuah ide atau solusi.
- Kembangkan sikap saling menghargai diantara siswa dan orangtua ketika sedang berbagi pendapat, dengarkan terlebih dahulu ide yang disampaikan siswa jangan memotong pendapatnya.
- Berikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan ide-ide baik secara lisan maupun tulisan, tetapi dengan arahan dari orangtua.
- Sampaikan pertanyaan terbuka dengan berbagai kemungkinan cara pemecahan dan dari berbagai sudut pandang.
3. Saat Menilai Hasil Belajar.
Pada saat menilai hasil belajar, guru akan mengombinasikan berbagai teknik penilaian. Guru melaksanakan penilaian proses dan hasil (produk), dengan cara;
- Membuatkan penilaian dalam lembar observasi sederhana yang pengisiannya melibatkan peserta didik, orangtua, guru, dan antar teman.
- Membuatkan penilaian proses dengan adanya pengamatan, skala sikap atau skala penilaian disertai rubrik, juga jurnal berisi catatan pendidik,
- Melakukan penilaian secara komprehensif pada aspek afektif, kognitif, dan psikomotor. Baik untuk menilai afeksi dan kepribadian, hasil ulangan, latihan soal, atau penugasan berupa proyek atau produk.
Pada saat pembelajaran dari rumah, guru berusaha berpihak pada anak dengan siasat, menyampaikan pembelajaran yang membahagiakan anak. Pemberikan tugas diupayakan berimbang pada perkembangan aspek afektif, kognitif, dan psikomotor. Intinya seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan berfokus pada pemenuhan hak anak untuk belajar.
Bandung Barat, 27 Maret 2021