Mohon tunggu...
Ade Irma Mulyati
Ade Irma Mulyati Mohon Tunggu... Guru - SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

Mau berbagi itu indah karena menabur kebahagiaan, dengan ikhlas memberi semoga menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Pembelajaran Tatap Muka Ditunggu dan Dirindu

15 April 2021   23:03 Diperbarui: 27 April 2021   12:12 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri.olahan canva

Ada kerinduan yang dahsyat terhadap pembelajaran tatap muka. Kondisi ini berbanding terbalik dengan situasi saat pembelajaran dilakukan di sekolah dibatasi dinding pemisah antara satu kelas dengan kelas lainnya. Jika dirunut ke belakang kadang  merasa pembelajaran di dalam kelas itu membosankan jika teknik pembelajaran yang digunakan hanya ceramah, tanya jawab, penugasan untuk mengerjakan latihan. Dulu pembelajaran yang mengimplementasikan teknologi ke dalam pembelajaran masih jarang dilakukan, hanya sekolah yang memiliki fasilitas lengkap dan para guru yang melek IT sudah memulai menerapkannya. Ada beberapa keterbatasan baik dari sumber daya manusia, sarana dan prasarana, atau pembiayaan.

Dulu tatkala ada gagasan adanya pembelajaran  dengan membolehkan siswa membawa smartphone ke sekolah menjadi dilema. Ada yang mengiyakan, ada juga bersikap abu-abu antara setuju dan tidak, bahkan ada yang menolak dengan tegas dengan berbagai alasan dampak yang ditimbulkan. Untungnya pengenalan teknologi dalam pembelajaran sudah didengungkan, walaupun belum dipahami mendalam. Hal ini menjadi batu loncatan untuk mengimplementasikan tatkala tak ada pilihan lain untuk memberikan pelayanan pendidikan di masa Pandemi Covid-19 yang aman bagi warga sekolah.

Tatap muka tidak memungkinkan, maka belajar dari rumah menjadi alternatif pilihan paling aman. Pandemi Covid-19 memaksa untuk kreatif dan inovatif. Walau belum siap 100% pembelajaran harus berdamai dengan tantangan. Kita terbukti kuat dan bisa berdamai, kita akan melalui tahun pelajaran 2020/2021 dengan belajar dari rumah. 

Rasanya kami sudah merindukan kembali suasana belajar di sekolah. Perasaan ada yang hilang dari kenikmatan menjalankan pembelajaran. Kami rindu memandang mata peserta didik yang bulat jernih dan tak disisipi kepura-puraan. Kami pun rindu celoteh mereka ketika mengisi waktu istirahat dengan cerita dan tingkah polah yang lucu. Kami terkenang dengan gelak tawa dan senyum ceria yang terpancar di wajah mungil sambil melambaikan tangan dan berujar" selamat pagi Bu guru". Mereka membungkukkan badan dan berlari memburu sambil mencium tangan tak lupa mengucapkan salam. Semua menjadi kenangan.

Kita harus bersabar dengan bersama-sama berperilaku melaksanakan protokol kesehatan. Tetap ketat melakukan 3M (memakai masker, menjaga jarak, membiasakan mencuci tangan pakai sabun). Satuan pendidikan terus berupaya mempersiapkan diri melengkapi daftar periksa sebagai bukti kesiapan sekolah melaksanakan tatap muka. Berbagai kajian dilakukan menghasilkan berbagai syarat yang harus dipenuhi oleh warga sekolah, ketika bersiap melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas. 

Seandainya tatap muka dilaksanakan cara pengelolaan sangat jauh berbeda dengan kondisi awal sebelum pandemi. Seluruh daftar periksa harus dipenuhi oleh satuan pendidikan. Seluruh warga sekolah mematuhi SOP yang sudah ditetapkan. Setelah seluruh komponen di sekolah siap, maka sekolah bisa mengajukan permohonan melakukan belajar tatap muka terbatas di masa adaptasi kebiasaan baru. 

Guru pun melakukan persiapan, salah satunya adalah menyusun strategi pembelajaran yang melayani seluruh siswa baik yang belajar dari rumah maupun yang tatap muka di kelas. Hal yang perlu direncanakan oleh guru, terkait penentuan/cara pengelolaan pembelajaran, meliputi:

  • durasi pertemuan maksimal 2 jam, pengaturannya bisa guru mengajar secara penuh seharian, sedangkan siswa belajar tatap muka secara shif (bergantian). 
  • pengaturan tempat duduk siswa berjarak 1.5 m, dengan kapasitas perkelas hanya 15-18 orang saja.
  • melakukan protokol kesehatan 3M selama  pembelajaran.
  • membatasi berinteraksi yang menimbulkan siswa berkerumun di dalam kelas
  • memilih materi pembelajaran yang esensial dengan metode penyampaian yang menyenangkan.
  • menyiapkan dua pola pembelajaran BDR dan tatap muka terbatas, sebagai upaya memberikan pelayanan kepada seluruh siswa.

Semoga Pandemi Covid-19 segera berlalu, warga sekolah berharap bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka yang rasanya semakin dirindukan. Tetapi kita harus patuh pada protokol kesehatan.

Bandung Barat, 15 April 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun