Kau, melepas masa sendirimu ya. Selamat aku ucapkan. Pasti menjauhkan bayangan kenangan lama tatkala masih satu untai roncean yang prosesnya dijalani dengan perjuangan panjang. Kau berhasil melakoninya.
Sedangkan aku masih terbelenggu dengan sisa jejak langkah-langkah sendal terumpah yang tumpuannya aus sebelah. Hembusan angin yang menyergap berusaha mengubur dalam agar karam. Nyata terlampau dangkal kolam hati mengelupaskan deretan lelakon lawas yang terukir. Senyuman masih tergantung di pelupuk, tersisa janji masih ada yang terpatri, genggaman tangan masih hangat menyelimuti.
Kau, sudah menemukan tambatan kembali. Perahumu akan mengarungi samudera kehidupan baru. Sedangkan aku masih termangu di pelabuhan menunggu seorang pelaut menyeret perahu yang entah kapan angin laut mengiringinya. Aku terburu-buru melepaskan ikatan yang tidak terlalu erat. Kubiarkan semakin menjauh adalah suatu kelalaian.Â
Bolehkah remedial?
Bandung Barat, 140221
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H