Aku tak pandai menyisir rindu untuk terkait di jala yang ku tebar senja tadi. Aku tak mahir bermain kata mengukir desah melambungkan senandung yang mengguncang buana. Aku tak cerdik menyulap sore hari yang beranjak temaram menjadi cerah memerah.
Aku hanya bisa diam membisu seribu kata tanpa sunggingan senyum menggetarkan. Aku hanya bisa tertunduk walau sedang memekikkan ribuan sapa lewat mata batin yang hanya bisa dinikmati oleh sentuhan bening semirip kaca. Aku hanya bisa mematung memandang perahu dengan bayanganmu yang semakin menjauh.
Aku hanya bisa merindu yang terluncur lepas menembus pembuluh jantungmu yang separuhnya kuambil di masa lalu. Aku hanya bisa mencinta lembaran angan yang tak bisa dicerna. Aku hanya bisa mengenang sisa jejak belai lembut seperti desiran angin menemani gelombang.
Aku tak pandai meramu cerita semu bersamamu. Aku tak cerdik melukis kisah seindah cinderela. Aku tak mahir menyulap dengan abrakadabra seperti Nirmala agar masa lalu kembali menjadi milikku.
"Mengembalikan mantan pada jodohnya" sebagai kata bijak yang menyadarkan dan menjadi obat kegelisahan sehingga batin menjadi tentram.
Selamat malam Minggu mantanku.
Bandung Barat, 24-10-020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H